ASUHAN KEBIDANA…

Ke samping

ASUHAN KEBIDANAN 1 (KEHAMILAN)

A. Konsep dasar asuhan kehamilan

1 Konsep dasar asuhan kehamilan

Kehamilan adalah proses fisiologi yang normal di alami wanita. Namun demikian bidan sebagai tenaga kesehatan yang memfasilitasi seorang ibu hamil haruslah faham dan mengerti dengan benar tentang konsep kehamilan dan asuhannya sehingga dapat memberikan asuhan sesuai dengan batas kewenangannya.

 

2. Philosof asuahn kehamilan

Filosof asuhan kehamilan menggambarkan keyakinan dengan nilai yang dianut dan diyakini kebenarannya dan dijadikan panduan dalam memberikan asuhan kehamilan filosofi asuhan kehamilan dimana tempat tentunya sama hanya aplikasi dilapangan yang berbeda karena filosofi ini akan sangat dipengaruhi oleh budaya, kebiasaan, pendidikan, agama / keyakinan dan tentu saja kebijakan-kebijakan yang berlaku di suatu daerah

Dalam filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan beberapa keyakinan yang akan mewarnai asuhan itu

.

1. Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya.

 

2. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of care) Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan .

 

 

  1. 3.  Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta keluarga (family centered)
    Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa asuhan yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya melibatkan ibu hamil saja melainkan juga keluarganya, dan itu sangat penting bagi ibu sebab keluarga menjadi bagian integral/tak terpisahkan dari ibu hamil. Sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh keluarga. Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Selain itu, keluarga juga merupakan unit sosial yang terdekat dan dapat memberikan dukungan yang kuat bagi anggotanya. Dalam hal pengambilan keputusan haruslah merupakan kesepakatan bersama antara ibu, keluarganya, dan bidan, dengan ibu sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Ibu mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan kepada siapa dan dimana ia akan memperoleh pelayanan kebidanannya.

 

4. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan/pengalaman yang berhubungan dengan kehamilannya. Tenaga profesional kesehatan tidak mungkin terus menerus mendampingi dan merawat ibu hamil, karenanya ibu hamil perlu mendapat informasi dan pengalaman agar dapat merawat diri sendiri secara benar. Perempuan harus diberdayakan untuk mampu mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui tindakan KIE dan konseling yang dilakukan bidan.

 

 

Ada juga beberapa keyakinan yang berbeda versi seperti halnya pada buku ajar Asuhan Kebidanan 1 (Medical Book) :

 

  1. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan.

Bidan yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses alamiah dan bukan suatu penyakit, namun tetap perlu diwaspadai karena kondisi yang semua normal dapat tiba-tiba menjadi tidak normal.

 

  1. Keyakinan tentang perempuan.

Bidan yakin bahwa perempuan merupakan pribadi yang unik, mempunyai hak mengontrol dirinya sendiri, memiliki kebutuhan, harapan dan keinginan yang patut dihormati. Perempuan merupakan pribadi yang unik karena setiap perempuan tidak sama secara fisik, emosional, spiritual, sosial dan budaya.

 

  1. Keyakinan mengenai fungsi profesi dan pengaruhnya.

Fungsi utama asuhan kebidanan adalah memastikan kesejahteraan perempuan bersalin dan bayinya. Bidan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi klien dan keluarganya. Proses fisiologi dan normal harus dihargai dan dipertahankan. Bila terjadi masalah, bidan menggunakan teknologi tepat guna dan melakukan rujukan bila perlu

 

  1. Keyakinan tentang pemberdayaan dan pembuatan keputusan.

Bidan yakin bahwa pilihan dan keputusan dalam asuhan patut dihormati. Keputusan yangdipilih merupakan tanggung jawab bersama antara perempuan, keluarga dan pemberi asuhan. Perempuan mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan tentang pemberi asuhan dan tempatnya melahirkan.

 

  1. Keyakinan tentang asuhan.

Bidan yakin bahwa fokus asuhan kebidanan adalah upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan yang menyeluruh, meliputi pemberian informasi yang relevan dan obyektif, konseling dan memfasilitasi klien yang menjadi tanggung jawabnya. Asuhan harus diberikan dengan keyakinan bahwa dengan dukungan dan perhatian, perempuan akan bersalin dengan aman dan selamat. Oleh karena itu asuhan kebidanan harus aman, memuaskan, menghormati dan memberdayakan perempuan dan keluarganya.

 

  1. Keyakinan tentang kolaborasi.

Bidan yakin bahwa dalam memberikan asuhan tetap harus mempertahankan, mendukung dan menghargai proses fisiologi. Intervensi dan penggunaan teknologi dalam asuhan hanya berdasarkan indikasi. Rujukan yang efektif dilakukan untuk menjamin kesejahteraan ibu dan bayinya. Bidan adalah praktisi yang mandiri dan bekerjasama mengembangkan kemitraan dengan anggota tim kesehatan yang lain.

 

  1. Keyakinan tentang fungsi profesi dan manfaatnya.

Bidan yakin bahwa dalam mengembangkan kemandirian profesi, diperlukan kemitraan dengan tim kesehatan lain dan memperdayakan perempuan yang diberi asuhan. Asuhan, dukungan, bimbingan, dan kepedulian kepada klien untuk membantu mengatasi masalah kesehatan reproduksinya dilakukan secara berkesinambungan.

 (Purwandari,2008)

 

Sehingga dari filosofi tersebut bidan harus memiliki kepercayaan yang dipegang dalam memberikan asuhan:

a)    Setiap indovidu memiliki hak, kebutuhan, harapan dan keinginan.

b)   Profesi bidan/kebidanan mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi kodisi kehamilan dengan pelayanan   yang diberikan pada wanita dan keluarnya pada proses persalinan.

c)    Kesehatan yang akan datang tergantung pada kualitas asuhan yang diberikan pada calon ibu, ayah dan bayi.

  1. 3.  Lingkup asuahan kehamilan

Dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil, bidan harus memberikan pelayanan secara komprehensif atau menyeluruh. Adapun lingkup asuhan kehamilan pada ibu hamil terdiri dari :

 

a)    Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisa tiap kunjungan atau pemeriksaan ibu hamil.

b)   Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.

c)    Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi fudus uteri (TFU) atau posisi atau persentasi dan penurunan janin.

d)   Melakukan penilaian pelvic, ukuran, dan struktur panggul.

e)    Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin dengan fetescope atau pinard dan gerakan janin dan palpasi.

f)    Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL).

g)    Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.

h)   Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi.

i)     Memberi penyuluhan dan tanda-tanda bahaya dan bagaimana menghubungi bidan.

j)     Melakukan penatalaksanaa kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis gravidarum tingkat 1, abortus imminien dan pre eklamsia ringan

k)   Menjelaskan dan  mendemonstrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan kehamilan

l)     Memberikan imunisasi

m) Mengitentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan penangannya termasuk rujukan tepat pada : kurang gizi, pertumbuhan janin tidak adekuat, PEB dan hipertensi, pendarahan pervaginam, kehamilan ganda aterm, kematian janin, edema yang signifikan, sakit kepal berat, gangguan pandangan, nyeri epigastrium karena hipertensi, bersangkaan polihidramnion, DM, kelainan kongenital, hasil laboratium abnormal, kelainan leak janin, infeksi ibu hamil seperti infeksi  menular seksual, dan infeksi saluran kencing.

n)   Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran, dan menjadi orang tua.

  • o)   Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil seperti menu seimbang, latihan, keamanan, dan merokok.

p)   Penggunaan secara aman atau obat-obatan tradisional yang tersedia.

q)   Dari lingkup asuhan ini kita dapat melihat kompetisi yang harus dimiliki seorang bidan dalam memberikan asuhan kehamilan.

 

  1. Prinsip pokok asuahan kehamilan

Ada 5 prinsip asuhan kebidanan, antara lain :

a)      Kelahiran adalah proses yang normal Kehamilan dan kelahiran biasanya merupakan proses yang normal, alami dan sehat. Sebagai bidan, kita membatu dan melindungi proses kelahiran tersebut. Sebagai bidan kita percaya bahwa model asuhan kebidanan yang membantu dan melindungi proses kelahiran normal, adalah yang paling sesuai untuk kebanyakan ibu selama kehamilan dan kelahiran.

 

b)      Pemberdayaan Ibu dan keluarga mempunyai kebijaksanaan dan sering kali tau kapan mereka akan melahirkan. Keyakinan dan kemampuan ibu untuk melahiran dan merawat bayi bisa ditingkatkan atau dihilangkan oleh orang yang memberikan asuhan padanya dan oleh lingkungan dimana ia melahirkan, jika kita bersikapa kita negatif atau kritis, hal ini akan mempengaruhi si ibu. Hal ini juga dapat mempengaruhi lamanya waktu persalinan. Kita sebagai bidan harus membantu ibu melahirkan dari pada untuk mencoba mengontrol persalinannya. Kta harus menghormati bahwa ibu adalah aktor utama dan penolong persalinan adalah aktor pembantu selama proses kelahiran.

c)      Otonomi

d)      Ibu dan keluarga memerlukan informasi sehingga mereka dapat membuat suatau keputusan. Kita harus tau dan menjelaskan informasi yang akurat tentang resiko dan keuntungan semua prosedur, obat-obatan dan tes. Kita juga harus membantu ibu dalam membuat suatu pilihan tentang apa yang terbaik untuk diri dan bayinya berdasarkan nilai dan kepercayaannya (termasuk dalam kepercayaan-kepercayaan budaya dan agama).

e)      Jangan membahayakan

f)       Interfensi haruslah tidak dilaksanakan secara rutin kecuali terdapat indikasi-indikasinya spesifik. Pengobatan pada kehamilan, kelahiran atau periode pasca persalinan dengan tes-tes “rutin”, obat atau prosedur dapat membahayakan bagi ibu dan bayinya. Misalnya prosedur-prosedur yang keuntungannya tidak mempunyai bukti termasuk episiotomi rutin pada primipara, enema dan pengisapan lendir pada semua bayi baru lahir. Bidan yang terampil harus tahu kapan melakukan sesuatu. Asuhan selama kehamilan , kelahiran dan pasca persalinan, seperti halnya juga penanganan komplikasi harus dilakukan berdasarkan suatu bukti.

g)      Tanggung jawab

h)      Setiap penolong persalinan harus bertanggung jawab terhadap kualitas asuhan yang ia berikan. Praktik asuhan martenitas harus dilakukan berdasarkan berdasarkan ibu dan bayinya , bukan atas kebutuhan penolong persalinan. Asuhan yang berkualitas tinggi berfokus pada klien  dan sayang ibu berdasarkan bukti ilmiah sekarang ini adalah tanggung jawab semua bidan.

 

Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan  :

  1. Proses kehamilan adalah proses yang fisiologis.

Kehamilan bukan suatu penyakit tapi kehamilan adalah proses yang normal dan wajar dialami wanita.Namun demikian dalam melalui proses tersebut bidan perlu memfasilitasi agar proses yang akan dilalui dipahami dan diterima dengan baik.

  1. Non intervensi dan sederhana.

Ini bukan berarti tidak boleh memberikan tindakan sama sekali, namun tindakan disesuaikan dengan kebutuhan klien. Dan diusahakan penggunaan tenlogi yang mulai dari yang sederhana lebih dahulu.

  1. Aman berdasarkan evidence based.

Bahwa asuhan yang diberikan harus didasarkan pada bukti-bukti ilmiah yang sudah dibutikan serta tidak membahayakan klien.

  1. Orientasi pada ibu secara komprehensif.

Ibu dipandang sebagai makhluk individu maupun makluk sosial yang mempunyai kebutuhan

  1. Menjaga kerahasiaan ibu / privasi.
  2. Membantu ibu dalam meciptakan proses fisiologis.
  3. Memberikan infomrasi dan konseling yang cukup.
  4. Mensuport ibu dan keluarga supaya aktif.

Memberdayakan keluarga dalam asuhan yang diberikan.

  1. Menghormati praktik adat.

Dalam memberikan asuhan seorang bidan harus menghargai praktik adat yang dilakukan trutama praktik adat yang mendukung proses asuhan.

  1. Menghormati kesehatan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu.
  2. Usaha promosi dan preventive.

Asuhan yang diberikan penekananya dalam fokus utamanya adalah usama promotive dan preventive.

 

  1. Sejarah asuhan kehamilan

Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda ,angka kematian ibu dan anak sangat tinggi.Tenaga penolong persalinan adalah dukun.Pada tahun 1807 ,dimasa pemrintahan Gubernur Jendral Hendrik William Deandels ,para dukun dilatih untuk melakukan pertolongan persalinan tatapi keaadan ini tidak berlangsung lama karena tidak tesedia pelatih kebidanan .

 

Pelayanan kesehatan temasuk pelayanan kebidanan pada saat itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang belanda yang ada di Indonesia.Kemudian pada tahun 1849 dibuka pendidikan dokter di Jawa Batavia,tepatnya di rumah sakit militer Belanda yang sekarang dikenal dengan RSPAD Gatot Subroto.Seiring dengan dibukanya pendidikan dokter tersebut,pada tahun 1851 dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh Dr.W.Bosh lulusan ini kemudian bekerja di rumah sakit dan juga masyarakat .Mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan bidan.

 

Pada tahun 1952 mulai di adakan pelatihan bidan formal agar dapat meningkatkan kualitas pertolongan persalinan. Pelathan untuk para dukun masih berlangsung sampai sekarang. Pelatihan ini di berkan oleh bidan. Perubahan penetahuan dan keterampilan tentang pelayanan kesehatan anak secara menyeluruh dimasyarakat dilakukan melalui kursus tambahan bidan (KTB) pada tahun 1953 di Jogjakarta,yang ada akhirnya dilakukan juga di kota lainnya. Seiring dengan pelatihan tersebut didirikan pula balai kesehatan ibu dan anak (BKIA) dengan bidan sebagai penanggung jawab pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan yang di berikan mencakup pelayanan antenatal,intranatal,postnatal,pemeriksaan bayi dan anak termasuk imunusasi seta penyuluhan gizi. Sedangkan diluar BKIA bidan melakukan pertolongan persalinan di rumah keluarga dan melakukan kunjungan rumah sebagai upaya tindak lanjut pasca persalinan.

 

Bermula dari BKIA,kemudian terbentuklah suatu pelayanan terintegrasi bagi masyarakat yang dinamakan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) pada tahun 1957. Puskesmas member pelayanan di dalam gedung dan diluar gedung yang berorientasi pada wilayah kerja. Bidan yang bertugas di puskemas berfungsi memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak,termasuk pelayanan KB dan posyandu. Pelayanan posyandu ini mencakup 5 kegiatan yaitu pemeriksaan kehamilan, KB, imunisasi,gizi dan kesehatan lingkungan.

 

Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan di berikan secara merata dan dekat dengan masyarakat,sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kebijakan ini merupakan  instruksi presiden (inpers)) yang disampaikan secara lisan pada sidang cabinet tahun 1992. Kebijakan ini mengenai perlunya mendidik bidan di tempatkan di desa. Tugas pokok bidan di Desa adalah sebagai pelaksana kesehatan KIA, khususnya dalam

 

 

pelayanan  kesehatan ibu hamil ,bersalin ,dan nifas ,serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir,termasuk pembinaan dukun bayi (paraji).Sehubungan dari itu,bidan desa juga menjadi pelaksana pelayanan kesehatan bayi dan keluarga berencana yang dilakukan sejalan dengan tugas utamanya sebagai pemberi pelayanan kesehatan ibu.Dalam melaksanakan tugas pokoknya ,bidan desa melaksanakan kunjungan pada ibu dan anak yang memerlukannya ,mengadakan Pembina posyandu di wilayah kerjanya ,serta mengembangkan pondok bersalin sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

 

Hal tersebut di atas adalah bentuk pelayanan yang diberikan oleh bidan di desa.Pelayanan bidan didesa beriorentasi pada kesehatan masyarakat ,sedangkan bidan yang bekerja di rumah sakit beriorentasi pada individu.Tugas bidan di rumah sakit mencakup pelayanan di poliklinik antenatal ,poliklinik keluarga berencana,ruang perinatal ,kamar bersalin ,kamar operasi kebidanan ,dan ruang nifas.Bidan di rumah sakit juga member pelayanan bagi klien yang mengalami gangguan kesehatan reproduksi,mengajarkan senam hamil,serta memberi pendidikan perinatal.

 

Titik tolak konferensi kependudukan didunia ,di kairo tahun 1994 yanh menekankan pada kesehatan reproduksi memperluas garapan pelayanan bidan area tersebut meliputi:

  1. Safe mother hood
  2. KB
  3. Penyakit menular seksual
  4. Kesehatan reproduksi remaja
  5. Kesehatan reproduksi orang tua

 

  1. 6.    Tujuan Asuhan Kehamilan

a)    Untuk memfasilitasi hamil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayi dengan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu.

b)   Memantau kehamilan dengan memastikan ibu dan tumbuh kembang anak sehat

c)    Mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa selama hamil (penyakit umum,keguguran,pembedahan)

d)   Mempersiapkan kelahiran cukup bulan dengan selamat,ibu dan bayi dengan trauma minimal

e)    Mempersiapkan ibu ,agar nifas berjalan normal dan dapat memberikan ASI eksklusif

f)    Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang normal

g)    Memantau ibu kngambil keputusan klinik

Tujuan utama ANC

            Menurunkan kesakitan dan kematian maternal dan perinatal dengan upaya bidan :

  1. Memonitor kemajuan kehamilan dalam upaya memastikan kesehatan ibu dan perkembangan bayi normal
  2. Mengenali penyimpangan dari keadaan normal dan memberikan pelaksanakan dan pengobatan yang di perlukan .
  3. Mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik emosional dan psikologis untuk menghadapi kelahiran dan kemungkinan komplikasi.

Dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian asuhan antenatal berfokus pada:

  1. Mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan gawat darurat
  2. Mengidentfikasi dan menangani masalah dalam kehamilan
  3. Mempromosikan prilaku sehat yang dapat mencegah komplikasi
  4. Menangani komplikasi secara efektif,tepat waktu
  5. Mengidentifikasi dan mendeteksi maalah-masalah lebih awal sehingga tindakan yang sesuai dapat dilakukan serta menangani komplikasi yang mengancam jiwa.
  6. Refocusing Asuhan Kehamilan

Hasil survei ,kesehata rumah tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan angka kematian ibu sebesar 373/100.000 kelahiran hidup dengan penyebab utama adalah perdarahan infeksi dan eklamsia .Sebernanya bidan memiliki peran penting dalam mencegah dan atau menangani setiap kondisi yang mengancam jiwa ini melalui beberapa intervensi yang merupakan komponen penting dalam asuhan kehamilan seperti mengukur tekanan darah ,memeriksa keadaan proteinoria ,mendeteksi tanda-tanda awal perdarahan /infeksi,maupun deteksi dan penangananterhadap anemia.Namun ternyata banyak komponen asuhan kehamilan yang rutin dilaksanakan tersebut tidak efektif untuk menurunkan angkakematian maternatal dan perinatal.

 

  1. Fokus lama asuhan kehamilan
    1. Mengumpulkan data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi dan menunjukkan untuk mendapatkan asuhan khusus .
    2. Temuan-temuan fisik (TB,BB,ukuran pelpis,adema kaki,posisi dan presentasi janin dibawah usia 36 minggu dsb) yang memperkirakan kategori resiko ibu.
    3. Pengajaran atau pendidikan kesehatan yang ditujukan untuk mencegah resiko/komplikasi

Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO (Maternatal Neonatal Health) menunjukkan pada:

  1. Pendekatan resiko mempunyai bila prediksi yang buruk karena kita tidak bisa membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak .Hasil studi di kasongo (Zaire) membuktikan bahwa 71% ibu yang mengalami partus macet tidak terprediksi sebelunya ,dan 90% ibu yang di identifikasi sebagian beresiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi.
  2. Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi ,sementara mereka telah memakai sumber daya yang cukup mahal dan jarang di dapat.Penelitian menunjukkan bahwa pemberian asuhan khusus pada ibu yang tergolong dalam kategori resiko tinggi terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi yang terjadi.
  3. Memberikan keamanan palsu,sebab banyak ibu yang tergolong resiko rendah mengalami komplikasi tetapi tidak pernah diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa yang dapat dilakukannya.

Pelajaran yang dapat di ambil dari pendekatan resiko adalah bahwa setiap bumil beresiko mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa diprediksi sehingga setiap bumil harus mempunyai akses asuhan kehamilan dan persalinan yang berkwalitas.

Karenanya fokus asuhan kehamilan perlu diperbaharui (refocused)agar asuhan kehamilan lebih efektif dan dapat di jangkau oleh setiap wanita hamil.

 

  1. Isi refocusing asuhan kehamilan

Penolong yang terampil /terlatih harus selalu bersedia untuk:

  1. Membantu setiap bumil dan kelurganya membuat perencanaan persalinan .Petugas kesehatan yang terampil ,tempat bersalin ,keuangan ,nutrisi yang baik selama hamil,perlengkapan esensial untuk ibu-bayi .Penolong persalinan yang terampil menjamin asuhan normal yang aman sehingga komplikai yang mengancam jiwa serta dapat segera mengenali masalah dan merespon dengan tepat.
  2. Membantu setiap bumil dan keluarganya mempersiapkan diri menghadapi komplikasi (deteksi dini,menentukan orang yan akan membut keputusan,ana kegawatdaruratan,komunikasi,transportasi,dnor darah) pada setiap kunjungan.Jika setiap bumil sudah mempersiapkan diri sebelum terjadi komplikasi maka waktu penyelamatan jiwa tidak akn banyak terbuang untuk membuat keputusan ,mencari transportasi ,biaya,donor darah dsb.
  3. Melakukan  skkrining /penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan persalinan RS(riwayat SC,IUFD,dsb),Ibu yang sudah tau kalau Dia mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di RS akan berada di RS saat persalinan ,sehingga kematian karena penundaan keputusan ,keputusan yang kurang tepat ,atau hambatan dalam hambatan dalam hal jangkauan akan dapat di cegah.
  4. Mendeteksi dan menangani komplikasai (preeklamsia,perdarahan pervagiam,anemia berat,penyakit menular seksual,tubercolosis,malaria,dsb).
  5. Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu ,dan letak/presentsi abnormal setelah 38 minggu.Ibu yang memerlukan kelahiran operatif akn sudah mempunyai jangkauan pada penolong yang terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
  6. Memberikan imunisasi tetanus ,toksoid untuk mencegah kematian BBL karena tetanus.
  7. Memberikan suplementasi zat besi dan folat .Umumnya anemia ringan yang terjadi pada bumil adalah anemia defisiensi zat besi dan asam folat.
  8. Untuk populasi tertentu:

1)   Profilaksi cacing tambang (penanganan presumtif)untik menurunkan insiden anemia berat.

2)   Pencegahan /terapi preventif malaria untuk menurunkan resiko terkena malaria di daerah endemik .

3)   Suplementasi yodium

4)   Suplementasi vitamin A

 

  1. 8.  Standar asuahan kehamilan

a.standar pelayanan umum

standar 1 : persiapan untuk keluarga hidup sehat

Tujuan:
Memberikan penyuluh kesehatan yang tepat untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat dan terencana serta menjadi orang tua yang bertanggung jawab.

Pernyataan standar:

Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat terhadap segala hal yag berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum, gizi, KB dan kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang baik.

Hasil dari pernyataan standar:

Masyarakat dan perorangan ikut serta dalam upaya mencapai kehamilan yang sehat Ibu, keluarga dan masyarakat meningkat pengetahuannya tentang fungsi alat-alat reproduksi dan bahaya kehamilan pada usia mudaTanda-tanda bahaya pada kehamilan diketahui oleh keluarga dan masyarakat.

 

Persyaratan 

  • Bidan bekerjasama dengan kader kesehatan dan sector terkait sesuai dengan kebutuhan
  • Bidan didik dan terlatih dalam:
    • Penyuluhan kesehatan.
    • Komunikasi dan keterampilan konseling dasar.
    • Siklus menstruasi, perkembangan kehamilan, metode kontrasepsi,gizi, bahaya kehamilan pada usia muda, kebersihan dan kesehatan diri, kesehatan/ kematangan seksual dan tanda bahaya pada kehamilan.
    • Ketersedianya bahan untuk penyuluhan kesehatan tentang hal-hal tersebut di atas.
      Penyuluhan kesehatan ini akan efektif bila pesannya jelas dan tidak membingungkan.

 

   Standar 2 : pencatatan dan pelaporan

Tujuannya:

Mengumpulkan, mempelajari dan menggunakan data untuk pelaksanaan penyuluhan, kesinambungan pelayanan dan penilaian kinerja.

Pernyataan standar:

Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya dengan seksama seperti yang sesungguhnya yaitu, pencatatan semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian peayanan yang telah diberikan sendiri oleh bidan kepada seluruh ibu hamil/ bersalin, nifas dan bayi baru lahir semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Disamping itu, bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu hamil, ibu dalam proses melahirkan,ibu dalam masa nifas,dan bayi baru lahir. Bidan meninjau secara teratur catatan gtersebut untuk menilai kinerja dan menyusun rencana kegiatan pribadi untuk meningkatkan pelayanan.

 

Hasil dari pernyataan ini:

  • Terlaksananya pencatatan dan pelaporan yang baik.
  • Tersedia data untuk audit dan pengembangan diri
  • Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kehamilan, kelahiran bayi dan pelsysnsn kebidanan.

Prasyarat :

  • Adanya kebijakan nasional/setempat untuk mencatat semua kelahiran dan kematian ibu dan bayi
  • Sistem pencatatan dan pelaporan kelahiran dan kematian ibu dan bayi dilaksanakan sesuai ketentuan nasional atau setempat.
  • Bidan bekerja sama dengan kader/tokoh masyarakat dan memahami masalah kesehatan setempat.
  • Register Kohort ibu dan Bayi, Kartu Ibu, KMS Ibu Hamil, Buku KIA, dan PWS KIA, partograf digunakan untuk pencatatan dan pelaporan pelayanan. Bidan memiliki persediaan yag cukup untuk semua dokumen yang diperlukan.
  • Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menggunakan format pencatatan tersebut diatas.
  •  Pemetaan ibu hamil.
  • Bidan memiliki semua dokumen yang diperlukan untuk mencatat jumlah kasus dan jadwal kerjanya setiap hari.

Hal yang harus diingat pada standar ini:

  • Pencatatan dan pelaporan merupakan hal yang penting bagi bidan untuk mempelajari hasil kerjanya.
  • Pencatatn dan pelaporan harus dilakukan pada saat pelaksanaan pelayanan. Menunda pencatatan akan meningkatkan resiko tidak tercatatnya informasi pentig dalam pelaporan.
  • Pencatatn dan pelaporan harus mudah dibaca, cermat dan memuat tanggal, waktu dan paraf
  1. standar pelayanan antenatal

 

standar 3 : identifikasi ibu hamil

tujuannya : 

bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memerikasakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

hasil dari identifikasi ini :

  • ibu memahami tanda dan gejala kehamilan
  • ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan hamil.
  • meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu.

persyaratannya antara lain :
bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk menemukan ibu hamil dan memastikan bahwa semua ibu hamil telah memeriksakan kandungan secara dini dan teratur.

prosesnya antara lain :
melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secara teratur untuk menjelaskan tujuan pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil, suami, keluarga maupun masyarakat.

 

standar 4 : pemeriksaan dan pemantauan antenatal 

 

tujuaanya :

memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan.

pernyataan standar :

  • bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal.
  • bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, pms/infeksi hiv ; memberikan pelayanan imunisasi,nasehat, dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas.

hasilnya antara lain :

  • ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan
  • meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat. deteksi dini dan komplikasi kehamilan.
  • ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan.
  •  mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kegawatdaruratan.

persyaratannya antara lain :

bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas, termasuk penggunaan kms ibu hamil dan kartu pencatatanhasil pemeriksaan kehamilan (kartu ibu )

prosesnya antara lain :

bidan ramah, sopan dan bersahabat pada setiap kunjungan.

 

standar pelayanan 5 : palpasi abdominal

tujuannya :
memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dan bagian bawah janin.

pernyataan standar :

bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan partisipasi untuk memperkirakan usia kehamilan. bila umur kehamialn bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

hasilnya :

  • perkiraan usia kehamilan yang lebih baik.
  • diagnosis dini kehamilan letak, dan merujuknya sesuai kebutuhan
  • diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta merujuknya sesuai dengan kebutuhan

persyaratannya :

  • bidan telah di didik tentang prosedur palpasi abdominal yang benar.
  • alat, misalnya meteran kain, stetoskop janin, tersedia dalam kondisi baik.
  • tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat diterima masyarakat.
  • menggunakan kms ibu hamil/buku kia , kartu ibu untuk pencatatan.
  • adanya sistem rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang memerlukan rujukan.
  • bidan harus melaksanakan palpasi abdominal pada setiap kunjungan antenatal.

standar 6 : pengelolaan anemia pada kehamilan 

tujuan :

menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung.

pernyataan standar :

  • ada pedoman pengolaan anemia pada kehamilan.

bidan mampu :

  • mengenali dan mengelola anemia pada kehamilan
  • memberikan penyuluhan gizi untuk mencegah anemia.
  • alat untuk mengukur kadar hb yang berfungsi baik.
  • tersedia tablet zat besi dan asam folat.
  • obat anti malaria (di daerah endemis malaria
  • obat cacing
  • menggunakan kms ibu hamil/ buku kia , kartu ibu.

 proses yang harus dilakukan bidan :

  • memeriksa kadar hb semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan pada minggu ke-28.
  • hb dibawah 11gr%pada kehamilan termasuk anemia , dibawah 8% adalah anemia berat.
  • dan jika anemia berat terjadi, misalnya wajah pucat, cepat lelah, kuku pucat kebiruan, kelopak mata sangat pucat, segera rujuk ibu hamil untuk pemeriksaan dan perawatan selanjutnya.sarankan ibu hamil dengan anemia untuk tetap minum tablet zat besi sampai 4-6 bulan setelah persalinan.

 

standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
 tujuan

mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan yang diperlukan. 

pernyataan standar:

bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenal tanda serta gejala pre-eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

hasilnya

  • ibu hamil dengan tanda preeklamsi mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu.
  •  penurunan angka kesakitan dan kematian akibat eklampsi

persyaratannya :

  • bidan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, pengukuran tekanan darah.
  • bidan mampu :
    • mengukur tekanan darah dengan benar
    • mengenali tanda-tanda preeklmpsia
    • mendeteksi hipertensi pada kehamilan, dan melakukan tindak lanjut sesuai dengan ketentuan.

 

standar 8 persiapan persalinan

pernyataan standar:

bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan di rencanakan dengan baik.

prasyarat:

  • semua ibu harus melakukan 2 kali kunjungan antenatal pada trimester terakhir kehamilan
  • adanya kebijaksanaan dan protokol nasional/setempat tentang indikasi persalinan yang harus dirujuk dan berlangsung di rumah sakit
  • bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan persalinan yang aman dan bersih.
  • peralatan penting untuk mel;akukan pemeriksaan antenatal tersedia
  • perlengkapan penting yang di poerlukan untuk melakukan pertolongan poersalinan yang bersih dan aman tersedia dalam keadaan dtt/steril
  • adanya persiapan transportasi untuk merujuk ibu hamil dengan cepatjika terjadi kegawat daruratan ibu dan janin
  • menggunakan kms ibu hamil/buku kia kartu ibu dan partograf.
  • sistem rujukan yang efektif untuk ibu hamil yang mengalami komplikasi selama kehamilan.

 

  1. c.    standar pertolongan persalinan 

 

standar 9 : asuhan persalinan kala satu

tujuan :

untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi.

pernyataan standar:

bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai,kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung.

hasilnya:

  • ibu bersalin mendapatkan pertolongan darurat yang memadai dan tepat waktu bia diperlukan.
  • meningkatkan cakupan persalinan dan komplikasi lainnya yang ditolong tenaga kesehatan terlatih
  • berkurangnya kematian/ kesakitan ibu atau bayi akibat partus lama.

 

standar 10: persalinan kala dua yang aman

tujuan :

memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi

pernyataan standar:

menggunakmengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, memperpendekt dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.

persyaratan:

  • bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ ketuban pecah
  •  bidan sudah terlatih dan terampil dalam menolong persalinan secara bersih dan aman.
  • tersedianya alat untuk pertolongan persalinan termasuk sarung tangan steril
  • perlengkapan alat yang cukup.

 

standar 11: penatalaksanaan aktif persalinan kala iii

tujuan :

membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap untuk mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, memperpendek kala 3, mencegah atoni uteri dan retensio plasenta

pernyataan standar:
bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.

 

standar 12: penanganan kala ii dengan gawat janib melalui episiotomy

tujuan :

mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomi jika ada tanda-tanda gawat janin pada saat kepala janin meregangkan perineum.

pernyataan standar :

bidan mengenali secara tepat tanda tanda gawat janin pada kala ii yang lama, dan segera melakukan episiotomy dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.

 

  1. standar pelayanan masa nifas

 

standar 13 : perawatan bayi baru lahir

tujuan :

menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya pernafasan serta mencegah hipotermi, hipokglikemia dan in feksi

pernyataan standar:

bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. bidan juga harus mencegah dan menangani hipotermia.

 

standar 14: penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan

tujuan :

mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersi dan aman selama kala 4 untuk memulihkan kesehata bayi, meningkatkan asuhan sayang ibu dan sayang bayi,memulai pemberian imd

pernyataan standar:

bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang di perlukan.

 

standar 15: pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas

tujuan :

memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan penyuluhan asi ekslusif

pernyataan standar:

bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi,perawatan bayi baru lahir, pemberian asi, imunisasi dan kb.

 

  1. standar penanganan kegawatan obstetri dan neonatal

 

standar 16: penanganan perdarahan dalam kehamilan pada trimester iii

tujuan :

mengenali dan melakukan tindakan cepat dan tepat perdarahan dalam trimester 3 kehamilan

pernyataan standar:

bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan, serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.

 

standar 17: penanganan kegawatan dan eklampsia

tujuan :

mengenali secara dini tanda-tanda dan gejala preeklamsi berat dan memberiakn perawatan yang tepat dan segera dalam penanganan kegawatdaruratan bila ekslampsia terjadi

pernyataan standar:

bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklampsia mengancam, serta merujuk dan atau memberikan pertolongan pertama

 

 

 

standar 18 :penanganan kegawatan pada partus lama

tujuan :

 mengetahui dengan segera dan penanganan yang tepat keadaan kegawatdaruratan pada partus lama/macet.

pernyataan standar:

bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama serta melakukan penanganan yang memadai dan tepat waktu atau merujuknya.

 

standar 19: persalinan dengan penggunaan vakum ekstraktor

tujuan :

untuk mempercepat persalinan pada keadaan tertentu dengan menggunakan vakum ekstraktor.

pernyataan standar:

bidan mengenali kapan di perlukan ekstraksi vakum, melakukannya secara benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamanannya bagi ibu dan janin / bayinya.

 

standar 20:penanganan retensio plasenta

tujuan :

mengenali dan melakukan tindakan yang tepat ketika terjadi retensio plasenta total / persial.

 

 pernyataan standar:

bidan mampu mengenali retensio plasenta, dan memberikan pertolongan pertama termasuk plasenta manual dan penanganan perdarahan, sesuai dengan kebutuhan.

 

standar 21: penanganan perdarahan postpartum primer

tujuan :

mengenali dan mengambil tindakan pertolongan kegawatdaruratan yang tepat pada ibu yang mengalami perdarahan postpartum primer / atoni uteri.

 

 pernyataan standar:

bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam pertama setelah persalinan (perdarahan postpartum primer) dan segera melakukan pertolongan pertama untuk mengendalikan perdarahan.

 

standar 22:penanganan perdarahan postt partum sekunder

 

tujuan :

mengenali gejala dan tanda-tanda perdarahan postpartum sekunder serta melakukan penanganan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa ibu.

 

pernyataan standar:

bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala perdarahan post partum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk penyelamatan jiwa ibu, atau merujuknya.

standar 23:penanganan sepsis puerperalis

 

tujuan : mengenali tanda-tanda sepsis puerperalis dan mengambil tindakan yang tepat.

 

 

 

pernyataan standar:

bidan mampu mengamati secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis, serta melakukan pertolongan pertama atau merujuknya.

 

standar 24:penanganan asfiksia neonatarum

 

tujuan :

mengenal dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum, mengambil tindakan yang tepat dan melakukan pertolongan kegawatdaruratan bayi baru lahir yang mengalami asfiksia neonatorum.

 

pernyataan standar:

bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia, serta melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan bantuan medis yang di perlukan dan memberikan perawatan lanjutan

 

standar asuhan kehamilan

Masa antenatal mencakup waktu kehamilan mulai hari pertama haid yang terakhir (HPHT) atau Last Menstruation Period (LMP) sampai permulaan dari persalinan yang sebenarnya,yaitu 280 hari,4 minggu,9 bulan 7 hari.Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya.

Standar Minimal Asuhan kehamilan yaitu:

 

  1. Timbang Berat Badan

Secara perlahan berat badan ibu hamil akan mengalami kenaikan antara 9-13 kg selama kehamilan atau sama dengan 0,5 kg per minggu atau 2 kg per minggu dalam 1 bulan.Penambahan berat badan paling banyak terjadi pada trimester ke II kehamilan.

  1. Ukur Tekanan Darah

Tekanan darah adalah ukuran kencangnya darah menekan bagian dalam pembuluh darah (vena dan arteri).Tekanan darah normal antara 90/60 hingga 140/90 mmHg dan tidak banyak meningkat selama kehamilan.

  1. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Uterus semakin lama semakin membesar seiring dengan penambahan usia kehamilan,pemeriksaan tinggi fundus uteri dilakukan dengan membandingkan HPHT dan diukur dengan menggunakan

 

palpasi (metode jari) atau meteran terhadap TFU.Uterus bertumbuh kira-kira 2 jari per bulan.

 

  1. Imunisasi TT (tetanus Toxoid)

Imunisasi TT perlu diberikan kepada ibu hamil guna memberikan kekebalan pada janin terhadapp infeksi tetanus(tetanus neonatorum) pada saat persalinan,maupun post natal.

Jadwal pemberian imunisasi TT pada WUS (wanita usia subur)

  1. TT 1, diberikan dengan dosis 0,5 cc.
  2. TT 2, jarak pemberian 4 minggu setelah TT 1, dapat memberikan perlindungan selama 3 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.
  3. TT 3, jarak pemberian 6 bulan setelah TT 2, masa perlindungan 5 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.
  4. TT 4, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 3, masa perlindungan 10 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.
  5. TT 5, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 4, masa perlindungan 25 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.
  6. Pemberian tablet Fe (minimal 90 tablet selama kehamilan)

Selama kehamilan seorang ibu hamil  minimal harus mendapatkan 90 tablet penambah darah (Fe) karena sulit untuk mendapatkan zat besi yang cukup dari makanan.

  1. Tes Terhadap PMS (Penyakit Menular Seksual)

Tes terhadap PMS perlu dilakukan agar dapat didiagnosis secara  dini dan mendapatkan pengobatan secara tepat.

  1. Temu Wicara dalam Rangka Persiapan Rujukan

Temu wicara mengenai persiapan tentang segala sesuatu yang kemungkinan terjadi selama kehamilan penting dilakukan.Hal ini penting karena bila terjadi komplikasi dalam kehamilan,ibi dapat segera mendapat perttolongan secara tepat,karena kematian ibu sering terjadi karena 3T,yaitu:

  • Terlambat mengenali bahaya
  • Terlambat untuk dirujuk
  • Terlambat mendapat pertolongan yang memadai

  

standar minimal kunjungan kehamilan

Untuk menerima manfaat yang maksimum dari kunjunngan-kunjungan antenatal ini,maka sebaiknya ibu tersebut memperoleh sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan yaitu:

  • 1 kali pada trimester I
  • 1 kali pada trimester II
  • 2 kali pada trimester III

9.  Tipe pelayanan asuhan kehamilan

  1. Mandiri Bidan melakukan manajemen sendiri,sesuai dengan tugas dan kewenangannya yang telah diatur dalam perundang-undangan
  2. Konsultasi Adalah proses apabila yang tetap bertanggung jawab dalam asuhan primer wanita itu meminta nasihat atau pendapat dari dokter atau anggota lain dari tim kesehatan
  3. Kolaborasi Adalah proses apabila bidan dan dokter secara bersama menangani asuhan pada wanita atau bayi yang mengalami komplikasi medic,ginekologik atau obstetric
  4. Rujukan Adalah proses dimana bidan mengarahkan atau mengirimkan klien ke dokter atau profesi kesehatan lainnya untuk mengatur masalah atau aspek tertentu dari klien itu.Sistem rujukan terdiri atas:

1)   Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan internal dan rujukan eksternal.

a)    Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas induk.

b)   Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).

2)   Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan medik dan rujukan kesehatan.

a)    Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif).Misalnya,merujuk pasien puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah. Jenis rujukan medik:

  • Transfer of patient. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif dan lain-lain.
  • Transfer of specimen. Pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
  • Transfer of knowledge/personel. Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan pengobatan setempat. Pengiriman tenaga-tenaga ahli ke daerah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan melalui ceramah, konsultasi penderita, diskusi kasus dan demonstrasi operasi (transfer of knowledge). Pengiriman petugas pelayanan kesehatan daerah untuk menambah pengetahuan dan keterampilan mereka ke rumah sakit yang lebih lengkap atau rumah sakit pendidikan, juga dengan mengundang tenaga medis dalam kegiatan ilmiah yang diselenggarakan tingkat provinsi atau institusi pendidikan (transfer of personel).

b)   Rujukan Kesehatan adalah hubungan dalam pengiriman dan pemeriksaan bahan ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Rujukan ini umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif).

 Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja).

 

10.  Hak-hak ibu dalam pelayanan ANC

 

Hak-hak ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan (Saifuddin, 2002), yaitu :

 

  1. Mendapatkan keterangan mengenai  kondisi kesehatannya. Informasi harus diberikan langsung kepada klien (dan keluarganya).
  2. Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya,  harapannya terhadap sistem pelayanan,  dalam lingkungan  yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung secara pribadi dan didasari rasa saling percaya.
  3. Mengetahui sebelumnya  jenis prosedur yang akan dilakukan terhadapnya.
  4. Mendapatkan pelayanan secara pribadi / dihormati privasinya dalam setiap pelaksanaan prosedur.
  5. Menerima layanan senyaman mungkin.
  6. Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang diterimanya.
  7. Hak-hak perempuan (ibu)

 

Petugas  kesehatan harus menyadari hak-hak ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan,yaitu:

  1. Setiap perempuan atau ibu penerima asuhan mempunyai hak mendapatkan keterangan  mengenai kesehatannya.
  2. Setiap perempuan atau ibu mempunyai hak  mendiskusikan keprihatinannya di dalam lingkungan di mana ia merasa percaya.
  3. Setiap perempuan atau ibu harus mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan di lakukan.
  4. Prosedur harus di laksanakan di dalam suatu lingkungan (misalnya kamar bersalin)supaya hak ibu untuk mendapatkan privasi di hormati.
  5. Setiap perempuan atau ibu mempunyai hak untuk mengutarakan pandangan dan pilihannya mengenai layanan yang di terimanya.

 

  1. 11.           Tenaga professional asuhan kehamilan

 

  1. Bidan/ midwives
  2. Dokter umum
  3. SPOG/ dokter spesialis obstetric dan ginekology
  4. Team/ antara dokter dan bidan

 

Dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan merupakan tenaga profesional. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu melahirkan. Dalam menjalankan tugas dan praktiknya, bidan bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standart praktek pelayanan, serta kode etik profesi yang dimilikinya.

Pekerjaan profesional memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu memerlukn persiapan atau pendidikan khusus bagi pelakunya (membutuhkan pendidikan prajabatan yang relevan), kecakapannya memenuhi persyaratan yang telah dibakukan oleh pihak wewenanag (misalnya organisasi profesional, konsorsim dan perintah), serta jabatana tersebut mendapat pengakuan dari masyarakat atau negara. Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional professional.

Bidan disebut jabatan / tenaga professional karena :

  1. Disisipkan melalui pendidikan agar lulusannya dapat mengerjakan pekerjaan  jenjang pendidikan.
  2. Dalam menjalankan tugasnya bidan mempunyai alat yang dinamakan kode etik dan etika bidan.
  3. Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya.
  4. Memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya.
  5. Memiliki orgnanisasi profesi.
  6. Memiliki karakteristik khusus, dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat.
  7. Menjadikan bidan sebagai sumber utama kehidupan

 

  1. 12.            Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan

Peran dan tanggungjawab bidan dalam memberikan asuhan kehamilan adalah:

 

  1. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan yang mungkin terjadi
  2. Mendeteksi dan mengobati komplikasi yang mungkin timbul selama kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah maupun tindakan obstetric
  3. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan social ibu serta bayi dengan memberikan pendidikan, suplemen dan immunisasi.

 

 

 

 

  1. Membantu mempersiapkan ibu untuk memnyususi bayi, melalui masa nifas yang normal serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis dan social.

 

  1. Peran
    1. Pelaksana : memberi asuhan / pelayanan. Bidan mempunyai 3 tugas utama yaitu : mandiri, kolaborasi, dan rujukan.

Ada 7 langkah utama dalam memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal, mencakup

1)   Mengkaji

2)   Menentukan diagnosa

3)   Menyusun rencana tindakan

4)   Melaksanakan tindakan

5)   Evaluasi

6)   Tindak lanjut

7)   Dokumentasi

Tugas mandiri :

 

  1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan
  2. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah dengan melibatkan klien
  3. Memberikan asuhan kebidanan klien selama kehamilan normal
  4. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien/ keluarga
  5. Memberikan asuhan kebidanan pada BBL
  6. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/ keluarga
  7. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membubuhkan pelayanan keluarga berencana
  8. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistim reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan menopouse
  9. Memberikan askeb pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga.

Tugas Kolaborasi / Kerjasama

  1. Menerapkan manajemen kebidanan pd setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
  2. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi
  3. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan daruratan yang memerlukan pertolongan pertama pada dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
  4. Memberikan sauhan kebidanan pada ibu pada masa nifas dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien dan keluarga
  5. Memberikan sauhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi dengan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga
  6. Memberikan sauhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi atau kegawat daruratan yang memerluksan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga.

Tugas Rujukan :

  1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap sauhan kebidanan seuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga
  2. Memberikan asuhan  kebidanban dengan konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan resiko tinggi
  3. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga
  4. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa bifas dengan penyulit tertentu
  5. Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu.

 

 

7  langkah utama dalam memberi asuahan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi, dan penolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi, mencakup:

a)    Menkaji kebuthan pada kasus resiko tinggi dan keadaan kegawatdaryratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

b)   Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan faktor resiko serta keadaan kegawatdaruratan pada kasus resiko tinggi.

c)    Menyususn rencana asuaha dan tindakan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.

d)   Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil dengan resiko tinggi dan memberi pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.

e)    Mengevaluasi asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil dengan resiko tinggi dan memberi pertolongan pertama.

f)    Menyususn rencana tidak lanjut bersama klien.

g)    Membuat pencatatan dan pelaporan.

 

6 langkah utama dalam memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan dengan resiko tinggi serta kegawatdaruratan, mencakup :

a)    Mengkaji asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.

b)   Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.

c)    Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan.

d)   Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.

e)    Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas atau intitusi pelayanan kesehatan yang berwenang.

f)    Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi.

  1. Pengelola : Sebagai pengelola, bidan memimpin dan mengoordinasikan pelayanan kebidanan sesuai dengan kewenangannya di dalam tim, unit pelayanan di rumah sakit, puskesmas, klinik bersalin, praktik bidan,dan pondok bersalin.

menyusun rencana kerja, mengelola kegiatan pelayanan ibu hamil,        berpartisipasi dalam kegiatan program pelayanan kehamilan.

 

c. Pendidik : Sesuai dengan tugasnya bidan melakukan penyuluhan kepada individu, kelurga, dan kelompok masyarakat dalam lingkup tanggung jawabnya. Di samping itu, bidan diwajibkan pula membimbing siswa bidan, dukun, dan kader desa di dalam bidang pelayanan kebidanan. Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas, makan bidan harus berperan sebagai pendidik. Oleh karena perannya itu ia harus menjadi model peran (rote model). Bidan yang mendapat tambahan pendidikan dapat berperan sebagai pendidik di institusi kesehatan lainnya dala bidang kebidanan.  melakukan penyuluhan, mendidik siswa bidan atau calon bidan.

d. Peneliti : melakukan penelitian kebidanan. Bidan dengan dasar keilmuan yang dimilikinya dapat melakukan penelitian baik secara mandiri atau bersama atau sebagai anggota kelompok peneliti, dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak dan keluarga.

  1. Kewajiban Bidan :
    1. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kehamilan sesuai standar profesi dengan menghormati hak-hak klien.
    2. Wajib merujuk, memberi kesempatan klien ibadah, menjaga rahasia, memberi informasi, inform consent, dokumentasi, kerjasam pihak lain.
    3. Keterlibatan klien dalam perawatan diri sendiri (self care)

 

13 Trend & Issue Terkini Dalam ANC

 

Kesadaran dan tanggung jawab klien terhadap  perawatan diri sendiri selama hamil  semakin meningkat. Klien tidak lagi hanya menerima dan mematuhi anjuran petugas kesehatan secara pasif. Kecenderungan saat ini klien lebih aktif dalam mencari informasi,  berperan secara aktif dalam perawatan diri dan merubah perilaku untuk mendapatkan outcome kehamilan yang lebih baik. Perubahan yang nyata terjadi terutama di kota-kota besar dimana klinik ANC baik itu milik perorangan, yayasan swasta maupun pemerintah sudah mulai memberikan pelayanan kursus/kelas prapersalinan bagi para calon ibu. Kemampuan klien dalam merawat diri sendiri dipandang sangat menguntungkan baik bagi klien maupun sistem pelayanan kesehatan karena potensinya yang dapat menekan biaya perawatan.

Dalam hal pilihan pelayanan yang diterima, ibu hamil dapat memilih  tenaga profesional yang berkualitas & dapat dipercaya sesuai dengan tingkat pengetahuan dan kondisi sosio-ekonomi mereka.

  1. ANC pada usia kehamilan lebih dini

 Data statistik mengenai kunjungan ANC trimester pertama menunjukkan peningkatan yang signifikan.

 

  1. Praktek yang berdasarkan bukti (evidence-based practice)

Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia.

a.Kunjungan ANC

Dilakukan minimal 4 x selama kehamilan :

Kunjungan

Waktu

Alasan

Trimester I

Sebelum 14 minggu

–      Mendeteksi masalah yg dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa.

–      Mencegah  masalah, misal : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional yang berbahaya)

–      Membangun hubungan saling percaya

–      Memulai persiapan kelahiran & kesiapan menghadapi komplikasi.

–      Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan , olahraga, istirahat, seks, dsb).

Trimester II

14 – 28 minggu

–      Sama dengan trimester I ditambah: kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)

Trimester III

28 – 36 minggu

–      Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda.

Setelah 36 minggu

–      Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau kondisi yang memerlukan persalinan di RS.

 

  1. Pemberian suplemen mikronutrien :

Tablet yang mengandung FeSO4 320 mg (= zat besi 60 mg) dan asam folat 500 mg sebanyak 1 tablet/hari segera setelah rasa mual hilang. Pemberian selama 90 hari (3 bulan). Ibu harus dinasehati agar tidak meminumnya bersama teh / kopi agar tidak mengganggu penyerapannya.

 

 

  1. Imunisasi TT 0,5 cc

 

Interval

Lama perlindungan

% perlindungan

TT 1

Pada kunjungan ANC pertama

TT 2

4 mgg setelah TT 1

3 tahun

80%

TT 3

6 bln setelah TT 2

5 tahun

95%

TT 4

1 tahun setelah TT 3

10 tahun

99%

TT 5

1 tahun setelah TT 4

25 th/ seumur hidup

99%

 

Evidance Based ( Suatu Kajian Berdasarkan Bukti) dalam Asuhan antenatal

Praktik berdasarkan penelitian merupakan penggunaan yang sistematik , ilmiah dan eksplisit dari penelitian terbaik saat ini dalam pengambilan keputusan tentang asuhan pasien secara individu. Hal ini menghasilkan asuhan yang efektif dan tidak selalu menghasilkan intervensi. Kajian ulang intervensi secara historis memunculkan asumsi bahwa sebagia besar komplikasi obstetri yang mengancam jiwa bisa di prediksi atau dicegah.

  1. Meningkatkan efektivitas asuhan antenatal

Untuk meningkatkan efektivitas asuhan antenatal perlu kita pahami mengenai tujuan asuhan antenatal yaitu :

  1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan pendidikan mengenai nutrisi, kebersiahan diri dan proses kelahiran bayi.
  2. Mendeteksi dan menetalaksana komplikasi medis, bedah ataupun obstetri selama kehamilan .
  3. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi komplikasi .
  4. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normal, dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial.

 

  1. Adapun antenatal care akan efektif  bila meliputi hal-hal sbb :

 

  1. Asuhan diberikan oleh petugas yang terampil dan berkesinambungan
  2. Persiapan menghadapi persalinan yang  baik  dengan memperkirakan komplikasi.
  3. Mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit (tetanus toxoid, suplemen gizi, pencegahan konsumsi alkohol dan rokok dan lain-lain).
  4. Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit yang di derita ibu hamil ( HIV, sifilis, tuberkulosis, hepatitis, penyakit medis lain yang di derita ( misal: hipertensi, diabetes, dll).

 

 

 

 

  1. Asuahan antenatal secara tradisional

Seperti dalam asuhan antenatal, sebelum dikenal adanya asuhan berdasarkan evidence based, asuhan yang diberikan berdasarkan tradisional. Asuahn yang banyak berkembang saat ini sebenarnya berasal dari model yang dikembangkan di Eropa pada awal dekade abad ini. Lebih mengarah ke ritual dari pada nasional. Biasanya asuhan ini lebih mengarah ke frekuensi dan jumlah dari pada terhadap unsur yang mengarah kepada tujuan yang esensial.

 

  1. Pentingnya deteksi penyakit dan bukan penilaian atau pendekatan risiko

Pendekatan risiko bukan merupakan strategi yang efisien ataupun efektif untuik menurunkan angka mortalitas ibu karena :

  1. Faktor risiko tidak dapat memperkirakan komplikasi, biasanya bukan penyebab langsung terjadinya komplikasi.
  2. Apa yang akan anda lakukan bila mengidentifikasi pasien risiko tinggi dan apa yang harus dilakukan pada pasien dengan risiko rendah?
  3. Mortalitas ibu relatif  rendah pada populasi yang berisiko ( semua wanita dalam usia subur ). Faktor risiko secara relatif adalah umum pada populasi yang sama, faktor risiko tersebut bukan merupakan indikator yang baik dimana para ibu mungkin akan mengalami komplikasi.
  4. Mayoritas ibu yang ,mengalami komplikasi dianggap berisiko rendah, sebagian besar ibu yang dianggap berisiko rendah melahirkan bayinya tanpa komplikasi.
  5. Setiap wanita hamil berisiko mengalami komplikasi dan harus mempunyai akses terhadap asuhan ibu bersalin yang berrkualitas, sehingga pendekatan risiko tidak efektif.
  6. Bahkan wanita berisiko rendahpun bisa mengalami komplikasi.
  7. Tidak ada jumlah penapisan yang bisa membedakan  wanita mana yang akan membutuhkan asuhan kegawat daruratan dan mana yang tidak memerlukan asuhan tersebut.

 

            Atas dasar itu dianjurkan untuk memberikan inervensi yang berorientasi pada tujuan yang akan memberikan kerangka asuhan antenatal yang efektif yaitu :

  1. Deteksi dini penyakit
  2. Konseling dan promosi kesehatan
  3. Persiapan persalinan
  4. Kesiagaan menghadapi komplikasi ( birth preparedness, complication readiness).

 

  • Permasalahan dengan pendekatan risiko :

 

  1. Mempunyai nilai prediksi yang buruk dan tidak bisa membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak.
  2. Memakai sumber daya yang jarang didapat – banyak ibu yang dimasukkan kedalam kelompok “ risiko tinggi” tidak pernah mengalami komplikasi tetapi memakai sumber daya yang jarang didapat.
  3. Keamanan palsu- banyak ibu yang dimasukkan dalam kelompok “risiko rendah” mengalami komplikasi tetapi tidak pernah diperiksa secara detail.

14. Avidence Based Dalam Asuhan Kehamilan

Saat ini pelayanan kebidanan baik dalam kehamilan, persalinan, maupun nifas lebih difokuskan pada asuhan yang berdasarkan kenyataan (avidence based), tidak hanya berdasarkan teori dan rutinitas. Contoh tindakan-tindakan yang tidak berdasarkan avidence based antara lain :

  1. Dalam Kehamilan
    1. Mengurangi garam untuk mencegah preeklampsia.
    2. Membatasi hubungan seksual untuk mencegah abortus dan kelahiran prematur.
    3. Pemberian kalsium untuk mencegah kram pada kaki.
    4. Membatasi makan dan minum untuk mencegah bayi besar.

 

  1. Dalam Persalinan
    1. Kateterisasi secara rutin.
    2. Menekan fundus dengan tangan pada saat kala II
    3. Mengedan dengan posisi terlentang
    4. Episiotomi sebagai tindakan rutin
    5. Memutar leher bayi
    6. Melakukan rangsanagan berlebihan pada bayi misalnya dengan menepuk-nepuk punggung bayi
    7. Mengisap lendir terlalu lama, dalam dan kuat
    8. Membiarkan bayi basah atau tidak diselimuti
    9. Tidak menghadirkan orang-orang yang berarti bagi ibu pada saat persalinan.

 

  1. Dalam Nifas
    1. Menghindari makanan berprotein seperti ikan dan telur.

 

 

 

  1. Membebat perut segera pada masa nifas (2-4 jam pertama)
  2. Penggunaan kantong es atau pasir untuk menjaga uterus berkontraksi
  3. Memisahkan bayi dari ibunya untuk masa yang lama pada 1 jam pertama setelah kelahiran.

 

B. PROSES ADAFTASI FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS DALAM MASA KEHAMILAN

 

  1. 1.      Anatomi fisiologi organ reproduksi wanita
    1. Organ genetalia eksterna

Vulva ( pudenda ), Meliputi seluruh struktur eksternal yang dapat dilihat mulai dari pubis sampai perinium yaitu : Mons veneris, Labia mayoya dan labia minora, Klitoris, Selaput dara ( himen ), Vestibulum, Muara uretra, Berbagai kelenjar, dan Struktur vaskular.

 

1)      Mons veneris ( mons pubis )

Bagian yang menonjol diatas simfisis dan pada perempuan setelah  pubertas ditutupi oleh rambut kemaluan.

2)      Labia mayora ( bibir besar )

Terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil kebawah, terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di mons veneris. Kebawah dan kebelakang kedua labia mayora bertemu dan membentuk kommisura posterior. Setelah perempuan melahirkan beberapa kali, labia mayora menjadi kurang menonjol dan pada usia lanjut mulai mengeriput.

3)      Labia minora ( bibir- bibir kecil nympbae )

Adalah suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam bibir besar. Ke depan kedua bibir kecil bertemu yang di atas klitoris membentuk preputium klitoridis dan yang di bawah klitoris membentuk frenulum klitoridis. Ke belkang kedua bibir kecil juga bersatu dan membentuk fossa navikulare. Fossa navikular pada perempuan yang belum pernah bersalin tampak utuh, cekung seperti perahu, pada perempuan yang pernah melahirkan kelihtan tebal dan tidak rata. Kulit yang meliputi bibir kecil mengandung banyak glandula sebasea ( kelenjar-kelenjar lemak ) dan juga ujung syraf yang menyebabkan bibir kecil sangat sensitif. Jaringan ikatnya mengandung banyak pembuluh darah dan beberapa otot polos yang menyebabkan bibir kecil ini dapat mengembang.

4)      Klitoris

Besarnya kira-kira sebesar kacang ijo, tertutup oleh preputium klitoridis dan terdiri atas glans klitoridis, korpus klitoridis, dan dua krura yang menggantungkan klitoris ke os pubis. Glans klitoridis terdiri atas jaringan yang dapat mengembang, penuh dengan urat saraf sehingga sangat sensitif.

5)      Vestibulum

Berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari depan kebelakang dan di batasi di depan oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan di belakang perineum ( fourchette ).

6)      Bulbus vestibuli sinistra et dekstra

Merupakan pengumpulan vena yang terletak di bawah selaput lendir vestibulum, deket rambut os pubis. Panjangnya 3-4 cm, lebarnya 1-2 cm dan tebalnya 0,5-1 cm. bulbus vestibule mengandung banyak pembuluh darah, sebagian tertutup oleh muskulus iskio kavernosus dan muskulus konstriktor vagina. Embriologik sesuai dengan korpus kavernosum penis. Pada waktu persalinan bianya kedua bulbus tertarik kearah atas ke bawah arkus pubis, akan tetapi di bagian bawahnya yang melingkari vagina sering mengalami cedera dan sekali- kali timbul hematoma vulva atau perdarahan.

7)      Introitus Vagina

Mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Pada seorang virgo selalu dilindungi oleh labia minora yang baru dapat dilihat jika b ibir kecil ini dibuka. Introitus vagina ditutupi oleh selaput dara ( hymen ). Hymen mempunyai bentuk yang berbeda-beda, dari yang semilunar, ( bulan sabit ), sampai yang berlubang-lubang atau bersekat ( septum ). Umumnya hymen robek pada pada koitus dan robekan ini terjadi pada tempat jam 5 atau jam 7 dan roben samapi mencapai dasar selaput dara itu. Sesudah persalinan hymen robek dibeberapa tempat dan yang dap[at diliht adalah sisa- sisanya ( karunkula himenalis ).

8)       Perineum

Terletak antara vulva dan anus, pamjangnya rata-rata 4 cm. jaringan yang mendukung perineum             terutama ialah diafragma pelvis dan difragma urogenitalis. Diafragma pelvis terdiri atas otot levator ani dan otot koksigis posterior serta fasia yang menutupi otot kedua ini. Perineum mendapat pasokan darah terutama dari arteria pudenda interna dan cabang-cabangnya. Persarafan perneum terutama oleh nervus pudenda dan cabang- cabangnya. Oleh sebab itu dalam menjahit robekan perineum dapat dilakukan anastesi blok pudendus.

  1. Organ genetalia interna

1)      Vagina  

Liang kemaluan yang merupakan suatu penghubung antar introitus vagina dan uterus. Arahnya sejajar dengan  arah dari pinggir atas simfisis ke promontorium. Bentuk vagina yang sebelah dalam yang berlipat-lipat disebut rugae. Di tengah-tengah ada bagian yang lebih keras, di sebut kolumna rugarum. Lipatan-lipatan ini memungkinkan vagina dalam persalinan melebar sesuai dengan fungsinya sebagai bagian lunak jalan lahir.

 

 

 

2)      Uterus

      Uterus berbentuk seperti avokad atau buah pir yang sedikit gepeng kearah depan belakang. ukuranya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga, dindingnya terdiri atas otot-otot polos, ukuran panjang uterus 7 – 7,5 cm, lebar diatas 5,25 cm, tebal 2,5 cm dan tebal dinding 1,25 cm. Uteri terdiri atas :

  1. Fundus uteri : bagian uterus proksimal; disitu kedua tuba fallopi masuk ke uterus. Di dalam klinik penting untuk diketahui sampai dimana fundus uteri berada, oleh karena tuanya kehamilan dapat di perkirakan dengan perabaan pada fundus uteri.
  2. Korpus uteri : bagian uterus yang besar. Pada kehamilan bagian ini mempunyaifungsi utama sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat di korpus uteri di sebut kavum uteri ( rongga rahim ).
  3. Serviks uteri : terdiri atas vars vaginalis uteri yang dinamakna porsio, pars supravaginalis servisis uteri yaitu bagian serviks yang ada diatas vagina.

Uterus sebenarnya terapung-apung dalam rongga pelvis, tetapi terfiksasi dengan baik oleh jaringan ikat dan ligamenta yang menyokongnya. Ligament yang memfiksasi uterus adalah sebagai berikut :

1)      Ligamentum cardinal ( mackendrodt ) kiri dan kanan, yakni ligamentum yang terpenting yang mencegah uterus tidak turun. Terdiri atas jarinagn ikat tebal yang berjalan dari serviks  dan puncak vagina kea rah lateral dinding pelvis. Didalamnya banyak ditemukan pembuluh darah diantaranya vena dan arteria uterine.

2)      Ligamentum sakro-uterina kiri dan kanan, yakni ligamentum yang menahan uterus supaya tidak banyak bergerak. Berjalan dari serviks bagian belakang kiri dan kanan, kea rah os sacrum kiri dan kanan.

3)      Ligamentum rotundum kiri dan kanan : yakni lagamentum yang menahan uterus antefleksi. Berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan ke daerah inguinal kiri dan kanan. Pada kehamilan kadang- kadang terasa sakit di daerah inguinal waktu berdiri cepat, karena uterus berkontraksi kuat dan ligamentum rotundum menjadi kencang serta mengadakan tarikan pada daerah inguinal. Pada persalinanpun teraba kencang dan terasa sakit bila di pegang.

4)      Ligamentum latum kiri dan kanan : yakni ligamentum yang meliputi tuba. Berjalan dari uterus kea rah lateral, di bagian dorsal ligamentum ini ditemukan indung telur.

5)      Ligamentum infondibulo-pelvikum kiri dan kanan : yakni ligamentum yang menahan tuba fallopi. Berjalan dari arah infundibulum ke diding pelvis.  Di dalamnya di temukan urat-urat saraf, saluran-saluran limfe, arteria dan vena ovarika.

Ismus adalah bagian uterus antara serviks dan korpus uteri, diliputi oleh peritoneum viserale yang mudah sekali digeser  dari dasarnya atau digerakkan di daerah plika vesikouterina. Di tempat l;onggar inilah dinding uterus di buka jika melakukan seksio sesarea transperitonealis profunda.

3)   Tuba fallopi

  1. interstisialis yaitu bagian yang terdapat di dinding uterus
  2. Pars ismika merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya
  3. Pars ampularis yaitu bagian yang berbentuk sebagai saluran agak lebar, tampat konsepsi terjadi
  4. Infundibulum yaitu bagian ujung tuba yang terbuka kearah abdomen dan mempunyai fimbria. Fimbria penting artinya bagi tuba untuk menangkap telur dan selanjutnya menyalurkan telur kedalam tuba. Otot dinding tuba terdiri atas ( dari luar kedalam ) otot longitudinal dan otot sirkular. Lebih kedalam lagi di dapatkan selaput yang berlipat-lipat dengan sel-sel yang bersekresi dan bersilia yang khas, berfungsi untuk menyalurkan telur atau hasil konsepsi kearah kavum uteri dengan arus yang ditimbulkan oleh getaran rambut getar tersebut.

4)   Ovarium ( indung telur )

Perempuan padaumumnya mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri. Mesovarium menggantung ovarium di bagian belakang ligamentum latum kiri dan kanan. Struktur ovarium terdiri atas :

  1. Korteks

Bagian luar yang diliputi oleh epitalium germinativum berbentuk kubik dan didalamnya terdiri atas stroma serta folikel-folikel primordial.

  1. Medulla

Bagian di sebelah dalam korteks teempat terdapatnya stroma dengan pembuluh-pembuluh darah, serabut-serabutmpat terdapatnya stroma dengan pembuluh-pembuluh darah, serabut-serabut saraf, dan sedikit otot polos.

Diperkiran pada perempuan terdapat kira-kira 100.000 folikel primer. Tiap bulan satu folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang dalam perkembanganya akan menjadi folikel de Graaf. Folikel de Graaf matang terdiri atas :

  1. Ovum

Yakni suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm yang mempunyai nucleus dengan anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nucleus pula.

 

 

 

 

 

  1. Stratum granulosum

Terdiri atas sel-sel granulosa, yakni sel-sel bulat kecil dengan inti yan jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum, pada perkembangan lebih lanjut di tengahnya terdapat suatu rongga terisi liquor follikuli.

 

  1. Teka interna

Suatu lapisan yang mengelilingi startum granulosum dengan sel- sel lebih kecil dari pada selsel granulose.

  1. Teka eksterna

Di luar teka interna yang terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.

Pada ovulasi folikel yang matang yang mendekati pemukaan ovarium pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulosa yang yang melekat pada ovum dan membentuk korona radiata bersama-sama ovumikut terlepas. Setelah ovulasi sel-sel granulosum di ovarium mulai berproliferasi dan masuk keruangan bekas tempat ovum  dan liquor follikuli. Biasanya timbul perdarahan sedikit, yang menyebabkan bekas folikel berwarna merah dan di beri nama korpus rubrum. Di dalam sel-selnya timbul pigmen kuning dan korpus rubrum menjadi korpus luteum.korpus luteum lambat laun menjadi korpus albikan. Jika pembuahan terjadi, korpus loteum tetap ada, malahan menjadi lebih besar, sehingga mempunyaio diameter 2,5 cm pada kehamilan 4 bulan.

 

  1. 2.    Bentuk panggul

Selain dari ukuran-ukuran panggul, bentuk panggulpun menentukan ramalan persalinan.

CALDWELL-MOLOY mengemukakan 4 dasar bentuk panggul ialah :

  1. Panggul ginecoyd
  2. Panggul android
  3. Panggul anthropoid
  4. Panggul platypelloid

Pembagian ini didasarkan atas segmen posterior dan anterior dari p.a.p

Segmen posterior ialah bagian yang terdapat sebelah belakang dari diameter transversa p.a.p., sedangkan segmen anterior bagian yang terdapat sebelah depan dari garis tersebut.

  1. Panggul gynacoyd.

a)    Bentuk ini adalah yang khas bagi wanita.

b)   Diameter segittalis posterior hanya sedikit lebih pendek dari dia meter segittalis anterior

c)    Batas samping segmen posterior membulat dan segmen anterior juga membelat dan luas

d)   Diameter transversa kira-kira sama panjangnya dengan diameter antero posterior hingga bentuk p.a.p. mendekati bentuk lingkar (bulat)

e)    Dinding samping panggul lurus, spina ischiadica tidak menonjol, diameter inter spinalis 10 cm atau lebih

f)    Incisura ischiadica major bulat

g)    Sacrum sejajar dengan symphysis dengan konkavitas yang normal

h)   Arcus pubis luas

  1. Panggul android

a)    Diameter segittais posterior jauh lebih pendek dari diameter segittalis anterior

b)   Batas samping segmen posterior tidak membulat dan membentuk sudut yang runcing dengan pinggir samping segmen anterior

c)    Segmen anterior sempit dan berbentuk segitiga

d)   Dinding samping panggul convergent,spina inschiadica menonjol, arcus pubis sempit

e)    Incisura ischiadica sempit dan dalam

f)    Sacrum letaknya ke depan, hingga diameter antero posterior sempit pada p.a.p. maupun p.b.p.

g)    Bentuk sacrum lurus, kurang melengkung, sedangkan ujungnya menonjol ke depan.  

  1. Panggul anthropoid

a)    Diameter antero posterior dari p.a.p lebih besar dari diameter transversa hingga bentuk p.a.p lonjong ke depan

b)   Bentuk segmen anterior sempit dan runcing

c)    Incisura ischiadica major luas

d)   Dinding samping convergent, sacrum letaknya agar kebelakang, hingga ukurang antero posterior  besar pada semua bidang panggul.

e)    Sacrum biasanya mempunyai 6 ruas, hingga panggul anthropoid lebih dalam dari panggul-panggul lain

  1. Panggul platypelloid

a)  Bentuk ini sebetulnya panggul gynacoid yang picak; diameter antero posterior kecil, dimater transversa biasa

 

 

b) Segmen anterior lebar

c)  Sacrum melengkung

d) Incisura ischiadica lebar.

Walaupun keuntungan pemeriksaan panggul dengan sinar tembus banyak, kita harus mempergunakan         dengan cermat, karena kita harus ingat, bahwa sinar x dapat menimbulkan pengaruh yang kurang baik pada pertumbuhan anak dan pada kelenjar benih ibu maupun anak.

  1. 3.      Penentuan Usia Kehamilan

    Penentuan usia kehamilan melalui USG paling akurat bila dilakukan pada kehamilan tritmester 1. Pada saat itu laju pertembuhan mudigah paling cepat, dan variasi biologinya paling paling kecil. Sebelum struktur mudigah dapat terlihat, penentuan usia kehamilan dilakukan melalui diameter rata-rata kantung gestasi ( KG ). Set elah struktur mudigh terlihat, maka usia kehamilan ditentukan melalui  pengukuran panjang mudigah (JKB ). Mulai akhir tritmester 1 pertumbuhan janin sudah cukup besar dauhan janin sudah cukup besar dan bagian-bagian sfian-bagian spesifik janin ( sperti kepala dan ekstremitas ) sudah dapat dilihat lebih jelas.  Sejak saat itu pengukuran JKB tidak akurat lagi, dan penentuan usia kehamilan sebaiknya dilakukan melalui pengukuran spesifik janin, seperti diameter bipareatal ( DBP ).

           Penentuan usia kehamilan dilakukan berdasarkan tabel data atau nomogram yang menggambarkan hbungan antara ukuran biometri janin dan usia kehamilan pada kehamilan normal. Pengukuran diameter KG untuk menentukan usia kehamilan hanya akurat bila di guakan pada usia kehamilan 5-6,5 minggu. Selain menggunakan nomogram perkembangan KG, usia kehamilan dapat juga dihitungung dengan menggunakan formula sederhan:

            Usia kehamilan ( hari )= diameter KG ( mm ) + 305.

Pengukuran JKB dilakukan mulai kehamilan 6 minggu, jarak kepala bokong merupakan parameter yang       paling baik , digunakan untuk menentukan usia kehamilan, dengan tingkat kesalahan ± 3-5 hari.

   Penentuan usia kehamilan pada trimester II paling akurat dilakukan sebelum kehamilan 20 minggu misalnya melalui pengukuran kepala dan tulang panjang, dengan tingkat kesalahan ± 1 minggu 18 setelah kehamilan 20 minggu pariasi pertumbuhan janin semakin melebar sehingga pengukuran biometri untuk menentukan usia kehamilan menjadi tidak akurat lagi.

   Berbagai struktur anatomi janin dapat digunakan sebagai biometri untuk menentukan usia kehamilan seperti diameter biparietal (DBP), lingkar kepala, panjang tulang (femur,tibia,humerus,radius,klavikula), jarak orbita,lebar serebelum, panjang ginjal, dan panjang telapak kaki.

  1. Pengukuran diameter biparietal dan lingkar kepala.

Pengukuran DBP dilkukan pada penampang aksial kepala setinggi thalamus (bidang transtlamatik) karena melalui bidang ini akan diperoleh ukuran DBP yang terbesar. Pengukuran lingkar kepala dilakukan dengan mengkur DBP ‘luar kedalam’ dan diameter fronto-oksipital (DFO) ‘luar ke luar’. Lingkar kepala = (DBP luar kedalam + DFO Luar ke dalam) x 1,57.

  1. Pengukuran panjang femur

Pengukuran dilakukan terhadap diafisis tulang femur yang berada pada posisi horizontal, bagian efpifisis tulang tulang tidak ikut diukur. Hal yang sama juga di lakukan pada pengukuran tulang humerus dan tulang-tulang panjang lainnya.

  1. Pengukuran lingkar  

Pengukuran dilakukan pada penampang aksial abdomen setinggi hepar karena, melalui bidang ini akan di peroleh ukuran lingkar abdomen yang trbesar. Pengukuran lingkar abdomen dilakukan melalui diameter antero-poaterior’luar ke luar’ dan diameter transversal abdomen ‘luar ke luar’ penghitungan ini dapat juga dilakukan dengan cara ellips atau cara tracing.

  1. Struktur dan fungsi placenta

a. Struktur placenta

Vili akan berkembang seperti akar pohon dimana di bagian tengah akan mengandung pembuluh darah janin. Pokok vili akan brjumlah ± 200 tetapi sebagian besar yang diperifer akan mejadi atrofik, sehingga tinggal 40-50 berkelompok sebagai kotiledon. Luas kotiledon pada placenta aterm diperkirakan 11m2.

Bagian tengah vili adalah stroma yang terdiri atas fibrolas, beberapa sel besar (sel hoffbauer), dan cabang kapilar janin. Bagian luar vili ada 2 lapis yaitu sinsisiotrofoblas dan sitotrofoblas, yang pada kehamilan akhir sitotrofoblas akan menipis. Ada beberapa bagian sinsisiotrofoblas yang menebal dan melipat yang disebut sebagai (syncitial knots). Bila sitotrofoblas mengalami hipertofi, maka itu pertanda hipoksia.

b. Fungsi placenta

Pertukaran gas yang terpentin adalah transper oksigen dan karbondioksida. saturasi oksigen pada ruang intervili plasenta ialah 90%, sedangkan tekanan parsial ialah 90 mmHg. Sekalipun tekanan pO2  janin hanya 25 mmHg, tinggi hemoglobin F janin memungkin penyerapan oksigen dari palsenta.

Di samping itu perbedaan kadar ion H+ dan tingginya kadar karbindioksida dari sirkulasi janin menmungkinkan pertukaran dengan oksigen ( efek bohr ).

Perbedaan tekanan 5 mmHg  antara ibu dan janin memungkinkan pertukaran CO2 ( dalam bnetuk asam karbonat, karbamino Hb, atau bikarbonat ) pada plasenta. Ikatan CO2 dan Hb bergantung Pada factor yang mempengruhi oksigen. Jadi karbamino Hb meningkat bial oksigen dilepas – disebut sebgai efek Haldane.

Keseimbangan asam basa tergatung pada kadar H+, asam laktat, bikarbonat pada sirkulasi janin-plasenta.pada umumnya asidosis terjadi akibat kekurangan oksigen. Pada pertengahan kehamilan, 70% glukosa akan mengalami metabolism dengan cara glikolisis, 10% melalui jalur pentosafostat, dan sisanya disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak. Pada kehamilan aterlikolisis, 10% melalui jalur pentosafostat, dan sisanya disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak. Pada kehamilan aterm utilisasi glukosa menurun 30%. Cadangan glikogen janin amat diperlukan sebagai sumber energi, misalnya pada keadaan asfiksia dimana terjadi glikolisis anerobik. Asam lemak bebas yang berikatan dengan albumin atau lipoprotein seperti trigliserida akan dipasok melalui sirkulasi darah dalam bentuk silomikra. Asm lemak bebas dapat melalui palsenta, dan ternyata janin mampu mengubah asam linoleat menjadi arakidonat.

Bila ibu puasa janin akan menggunakan cadangan trigliserida. Janin mampu menyintesis protein dari asam amino yang di pasok lewat plasenta. Asam amino yang masuk melalui plasenta ternyata kadarnya lebih tinggi dari pada ibunya. Palsenta tidak berperan dalam sintesis protein.Pada aterm janin menumpuk 500 g protein. Globulin imun juga diproduksi janin seperti IgM yang terbentuk pada kehamilan 20 minggu, disamping IgA dan IgG.

 

  1. 4.    Hormon-hormon yang dihasilkan oleh plasenta

Plasenta menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut:

  1. Sintesis hormon polipeptide:

Human chorionic gonadottropin (hCG) human placental lactogen(hPL)

  1. Hormon-hormon protein:

Chorionic adrenocorticotropin (CACTH) choronic thyrotropin (CT) relaksin, para thyroid hormone related protein(PTHrP), growth hormone variant (hGH-V)

  1. Hormon-hormon peptide : neoropeptide-y (NPY),inhibin, dan aktivin
  2. Hypothalamus-like releasing hormone (GnRHP)

Gonadtropin-releasing hormone(GnHR), corticotropin releasing hormone(CRH)

Thyrotropin-releasing hormone(cTRH) dan growth hormone-releasing hormone(GHRH)

  1. Hormon steroid : progesteron, estrogen

Human choronic gonadotropin (hCG). Plasenta merupakan tempat utama sintesis dan sekresi hCG. hCG adalah suatu glikoprtein  yang mempunyai berat molekul 39.000 dalton, terdiri atas 2 subunit alpha dan beta yang masing-masing tidak mempunyai aktivitas biologik kecuali bila dikombinasikan.

Human placental lactogen(hPL). hPL merupakan polipeptide rantai tunggal dengan berat molekul 22.300 d. Struktur kimia hPL mirip dengan prolaktin (PRL) dan grownm hormone (GH) hipofisis.

Adrenokortikotropin korionik (CACTH) Protein yang mirip dengan ACTH berhasil diidentifikasi pada plasenta yang kemudian disebut chorionic adrenocorticotropin (CACTH)

Tirotropion korionik (CT) Terdapat bukti bahwa plasenta menghasilkan hormone chorionic thyrotropin (CT), tetapi sama seperti CACTH, fungsinya dalam kehamilan belum diketahui dengan jelas.

Relaksin

Adanya relaksin dalam korpus luteum, desidua, dan plasenta telah lama diketahui. Relaksin mempunyai struktur kimia yang mirip dengan insulin dan nerve growth factor.

Parathyroid hormone related protein (PTH rP)

Parathyroid hormone related protein (PTH rP) telah dapat diidentifikasi pada jaringan normal orang dewasa khususnya pada organ reproduksi laki-laki dan perempuan (uterus, korpus luteum dan payudara).

Growth hormone variant (hGH-V)disintesis oleh plasenta, kemungkinan dalam sinsisium.

Neuropeptide-y (NPY) Peptide kecil yang mengandung 36 asam amino ini berdistribusi luas di otak

 

 

 

Inhibin dan aktivin

Inhibin merupakan heterodimer dengan subunit dan  yang berbeda. Aktivin berbhubungan erat dengan inhibin dan dibentuk oleh kombinasi dua subunit . Aktivin tidak terdeteksi dalam darah tali pusat setelah persalinan dimulai.

Gonadotropin-relasing hormone (GnRH). Banyak bukti yang menunjukan GnRH juga ditemukan pada plasenta dan menariknya imunoreaktivitas terhadap GnRH ini hanya ditemukan pada sitotrofoblas.

Corticotropin releasing hormone (CRH). Gen CRH yang ditemukan pad hipotalamus ternyata juga ditemukan pada trofoblas, amnion, korion dan desidua, tetapi fungsi CRH yang dihasilkan oleh plasenta ini sampai sekarang belum diketahui dengan jelas.

Thyrotropinp-relasing hormone (cTRH) dan growth hormone-relasinghormone(GHRH). Baik cTRH maupun GHRH juga dikenal sebagai somatokrinin, dapat dideteksi pada plasenta tetapi bagaimana sintesis dan aktifitas biologis keduanya sampai saat ini belum diketahui.

Sintesis hormon steroid. Plasenta menyintesis sejumlah besar hormon steroid selama kehamilan.

Progesteron adalah kolestrol LDL (low density lipoprotein). Funsi progesteron adalah terhadap otot polos yaitu terutama mempertahankan keadaan tenang uterus dengan cara mempertahankan keadaan afinitas yang tinggi dari reseptor -adrenergik miometrium sehingga produksi cAMP meningkat dan menghambat fosforilase miosin.

Estrogen yang dihasilkan oleh plasenta sebagian besar berasal dari konversi prekusor androgen maternal dan adrenal janin.

 

 

  1. 5.    KONSEPSI

 

  1. Ovum dan sperma

 

  1. Ovum

     Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital ridge. Menurut umur wanita, jumlah oogonium adalah :

Bayi baru lahir         :  750.000

Umur 6-15 tahun     :  439.000

Umur 16-25 tahun   :  159.000

Umur 26-35 tahun             :    59.000

Umur 36-45 tahun             :    34.000

Masa menopause     :  semua hilang

Urutan pertumbuhan ovum ( oogenesis )

  1. Oogenia
  2. Oosit pertama ( prmary oocyte )
  3. Primary ovarian follicle
  4. Liquor folliculi
  5. Pematangan pertama ovum
  6. Pematangn kedua ovum pada waktu sperma membuahi ovum
  7. Sel mani ( spermatozoon )

   Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, bebentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tenga; dan ekor yang dapat bergetar dengan cepat. Panjang ekor kira-kira 10 kali bagian kepala. Secara embrional, spermatogenium bersal dari sel-sel primitife tubulus testis.

  Setelah bayi laki-laki lahir, jumlah spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan sampai masa akhil baliq. Pada masa pubertas di bawah pengaruh sel-sel interstisial leydig, sel-sel spermatogonium ini mulai aktif  mimengadakan mitosis dan terjadilah spermatogenesis.

Urutan pertumbuhan sperma :

  1. Spermatogonium, membelah dua
  2. Spermatosit pertama, mebelah dua
  3. Spermatosit kedua , membelah dua
  4. Spermatid, kemudian tumbuh menjadi
  5. Spermatozoon ( sperma )

 

 

 

 

  1. Fertilisasi dan inflantasi

 

  1. fertilisasi

                     Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sela telur ( ovum ) dari indung telur ( ovulasi ), yang di tangkapa oleh umbai-umbai ( fimbriae ) dan masuk kedalam salurn telur. Waktu persetubuhan cairan semen tumpah kedalam vagina dan berjuta- juta sel mani ( sperma ) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Kemudian pada tempat yang mudah dimasuki, masuklah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur setelah itu zona pelusida mengalmi perubahan sehingga tidak dapat di lalui oleh sperma lain. Peristiwa ini si sebut pembuahan ( konsepsier= fertilisasi ).

   Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak ( oleh rambut getar tuba ) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mokosa rahim untuk selanjutnya bersaran diruang rahim dalam bentuk blastula. Dari pembuahan sampai nidasi di perlukan waktu kira-kira 6-7 hari.

  1. Implantasi ( nidasi )

     Nidasi adalah proses masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam endometrium. Blastula di selebungi oleh suatu simpai, disebut trofoblas yang mampu menghancurkan dan mencairkan jarinagan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada dalam masa sekresi. Blastula dengan bagian yang berisi masa sel dalam ( inner cell mass) akan mudah masuk kedalam desidua ( sel-sel besar yang mengandung banyak glikogen serta mudah di hancurkan oleh trofoblas )ta mudah di hancurkan oleh trofoblas ), menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menug kemudian sembuh dan menutup lagi. Itulah sebabnya, kadang-kadaangng pada saat nidasi teerjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua ( tanda Hartman ).

     Umumnya nidasi terjadi pada diding depan atau belakang rahim ( korpus ) dekat fundus uteri. Bila nidasi telah terjadi dimulailah deferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel lebih kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma membentuk otoderm dan yalk sac. Sedangkan sel- sel yang lebih besar entoderm dan membentuk ruang amnion . maka terbentuklah suatu lempeng embrional ( embryonal-plate ) di antara amnion dan yalk sac. Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh disekitar embrional akanmelapisi bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat korionik yang kelak menjadi korion (mochtar, 1998).

  1. 6.      Sirkulasi Darah Janin

System sirkulasi darah janin yaitu :

  1. Foramen ovale
  2. Duktus arteriosus botali
  3. Arteriae umbilakales lateralis
  4. Duktus venusus arantii

 

    Darah yan kaya O2 dan nutrisi yang berasal dari uri masuk  ketubuh janin melalui vena umbilikalis. Melalui duktus venosus arantii sebagian besar darah tersebar mengalir kevena kava inferior lalu masuk ke atrium kanan jantung. Sebagian kecil darah dari mengalir ke hati dan seterusnya ke vena kava inferior lalu masuk ke atrium kanan inferior. Dalam atrium kanan, sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologis ke dalam atrium kiri melalui foramen ovale. Dari atrium kiri, darah mengaalir ke ventrikel kiri yang selanjutnya di pompakan ke aorta.

     Hanya sebgian kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang datang dari vena kava superior. Karna tekanan dari paru-paru yang belum berkembang maka sebagian basar darah dari ventrikel kanan ini, yang semestinya mengalir ke paru-paru melalui aa pulmonalis, akan mengalir melalui duktus botali ke aorta. Sebagian kecil darah menuju  paru-paru kemudia melali vv pulmonalis ke arterium kiri. Dari aorta darah akan mengalir keseluruh tubuh membawa O2 dan nutrisi pada sel-sel organ tubuh janin.Hb yang dibuat oleh janin adalah hemoglobin Fetal tipe F (HbF) sedangkan pada orang dewasa adalah HbA. Eretrosit yang mengandung HbF mempunyai daya penarik lebih tinggi terhadap oksigen dibandingkan HbA dalam keadaan PO2 dan PH darah yang sama.

      Pada pernafasan janain intra-uterin, apabila saturitas O2 meningkat sampai melebihi 50 %  maka terjadi apnoe, tidak bergantung pada kosentrasi CO2. Bila saturasi O2 menurun,maka pusat pernafasan menjadi sensitive terhadap rangsangan CO2, akan lebih sensitive bila kadar O2 turun dan saturasi O2 mencapai 25 %. Sirkulasi utero-plasenta jelas berpengaruh terhadap pernapasan janin intra- uterine. Bila ada gangguan pada sirkulasi ini sehingga saturasi O2 turun, misalnya pada tetania uteri, eklamsi, tali pusat terjepit dan sebagainya, maka terjadi ketidak seimbangan asam basa pada janin yang berakibat lumpuhnya pernapasan janin.

      Seperti telah disebutkan terdahulu, maturitas paru-paru dapat ditentukan dengan mengukur rasio lesitin-sfingomielin. Lipoprotein ini berfungsi untuk mengurangi tekanan pada permukaan alveoli dan memudahkan paru-paru berkembang pada penarikan napas pertama janin. Reflek Marey adalah keadaan di mana bunyi denyut jantung janin melemah dan lambat setelah rahim berkontraksi. Keaadan ini adalah normal dan disebabkan adanya gangguan sementara pada peredaran darah utero-plasenter. Di klinik, monitor denyut jantung janin adalah penting untuk mendeteksi adanya gawat janin.

Darah yang kembali dari sel-sel tubuh yang miskin O2 serta penuh sampah metabolism dan lainnya akan dialirkan keuri melalui aa.umbilikales.

    Sewaktu bayi lahir, ia segera menangis dan menghirup udara yang menyebabkan paru-parunya berkembang. Tekanan dalam paru-paru berkurang/mengecil dan darah tersembur kedalam paru-paru. Engan dmikian duktus botalli tidak berfungsi lagi. Karena tekanan dalam atrium kiri meningkat, foramen ovale akan tertutp. Aa.umbilikales dan duktus arantii akan mengalami obliterasi karena tali pusat dipotong dan diikat. Bayi yang baru lahir, kebutuhan O2-nya hanya dari udara yang diisap ke paru-paru, dan kebutuhanmakanan dari makanan yang di makan.

 

  1. 7.      Diagnosis Kehamilan

 

  1. Tanda dan gejala kehamilan

1)      Tanda-tanda peruasif 

  1. Amenorea ( tidak dapat haid )

Wanita harus mengetahuai tanggal hari pertama haid terakhir ( HT ) supaya dapat di taksir umur kehamilan dan taksiran  tanggal persalinan ( TTP ), yang di hitung dengan menggunakan rumus  dari Naegele :

TTP= ( hari pertama HT + 7 ) dan ( bulan + 3).

  1. Mual muntah ( nausea and vomiting )

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari sehingga sering di sebut morning sickness ( sakit pagi ). Bila muntal dan muntah terlalu sering disebut hiperemesis.

  1. Mengidam ( ingin makanan khusus )

Ibu hamil sering meminta maknan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan triwulan pertama.

  1. Tidak tahan suatu bau-bauan
  2. Pingsan

Bila berda pada tempat ramai yang sesak dan padat bias pingsan.

  1. Tidak ada selera makan ( anoreksia )

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul kembali.

  1. Lelah ( fatiguae )
  2. Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri

Di sebabakan pengaruh estrogen dan progestron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih besar.

  1. Miksi sering

Karna kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar yang akan hilang pada triwulan kedua dan akan kembali pada akhir kehamilan karena kandung kemih di tekan oleh kepala janin.

  1. Konstipasi / obstipasi

Karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormone steroid.

  1. Pigmentasi kulit
  2. Merupakan pengaruh dari hormon kortikosteroid plasenta, di jumpai di muka ( chloasma gravidarum ), areola payudara, leher dan dinding perut ( linea nigra = grisea ).
  3. Epulis : hipertrofi dari papil gusi
  4. Pemekaran vena- vena ( varises )

Hal ini dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva biasanya di jumpai pada triwulan trakhir.

2)      Tanda-tanda kemugkinan hamil

  1.  Perut membesar
  2.  Uterus membesar : terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi dari rahim.
  3.  Tanda hegar
  4.  Tanda Chadwick
  5.  Tanda piscaseck
  6.  Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila di rangsang = Braxton-hicks
  7.  Teraba ballottement
  8.  Reaksi kehamilan positif

3)      Tanda-tanda pasti ( tanda positif )

  1. Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin.
  2. Denyut jantung janin :

1)      Didengar dengan dengan stetoskop-monoral Laennec

2)      Dicatat dan didengar dengan alat Doppler

3)      Dicatat dengan feto-elektro kardiogram

4)      Dilihat pada ultrasonografi

  1. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen
  2. 8.      Sirkulasi darah janin

System sirkulasi darah janin yaitu :

  1. Foramen ovale
  2. Duktus arteriosus botali
  3. Arteriae umbilakales lateralis
  4. Duktus venusus arantii

 

Darah yan kaya O2 dan nutrisi yang berasal dari uri masuk  ketubuh janin melalui vena umbilikalis. Melalui duktus venosus arantii sebagian besar darah tersebar mengalir kevena kava inferior lalu masuk ke atrium kanan jantung. Sebagian kecil darah dari mengalir ke hati dan seterusnya ke vena kava inferior lalu masuk ke atrium kanan inferior. Dalam atrium kanan, sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologis ke dalam atrium kiri melalui foramen ovale. Dari atrium kiri, darah mengaalir ke ventrikel kiri yang selanjutnya di pompakan ke aorta. Hanya sebgian kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang datang dari vena kava superior. Karna tekanan dari paru-paru yang belum berkembang maka sebagian basar darah dari ventrikel kanan ini, yang semestinya mengalir ke paru-paru melalui aa pulmonalis, akan mengalir melalui duktus botali ke aorta. Sebagian kecil darah menuju  paru-paru kemudia melali vv pulmonalis ke arterium kiri. Dari aorta darah akan mengalir keseluruh tubuh membawa O2 dan nutrisi pada sel-sel organ tubuh janin.Hb yang dibuat oleh janin adalah hemoglobin Fetal tipe F (HbF) sedangkan pada orang dewasa adalah HbA. Eretrosit yang mengandung HbF mempunyai daya penarik lebih tinggi terhadap oksigen dibandingkan HbA dalam keadaan PO2 dan PH darah yang sama.

Pada pernafasan janain intra-uterin, apabila saturitas O2 meningkat sampai melebihi 50 %  maka terjadi apnoe, tidak bergantung pada kosentrasi CO2. Bila saturasi O2 menurun,maka pusat pernafasan menjadi sensitive terhadap rangsangan CO2, akan lebih sensitive bila kadar O2 turun dan saturasi O2 mencapai 25 %. Sirkulasi utero-plasenta jelas berpengaruh terhadap pernapasan janin intra- uterine. Bila ada gangguan pada sirkulasi ini sehingga saturasi O2 turun, misalnya pada tetania uteri, eklamsi, tali pusat terjepit dan sebagainya, maka terjadi ketidak seimbangan asam basa pada janin yang berakibat lumpuhnya pernapasan janin.

Seperti telah disebutkan terdahulu, maturitas paru-paru dapat ditentukan dengan mengukur rasio lesitin-sfingomielin. Lipoprotein ini berfungsi untuk mengurangi tekanan pada permukaan alveoli dan memudahkan paru-paru berkembang pada penarikan napas pertama janin. Reflek Marey adalah keadaan di mana bunyi denyut jantung janin melemah dan lambat setelah rahim berkontraksi. Keaadan ini adalah normal dan disebabkan adanya gangguan sementara pada peredaran darah utero-plasenter. Di klinik, monitor denyut jantung janin adalah penting untuk mendeteksi adanya gawat janin.

Darah yang kembali dari sel-sel tubuh yang miskin O2 serta penuh sampah metabolism dan lainnya akan dialirkan keuri melalui aa.umbilikales.

Sewaktu bayi lahir, ia segera menangis dan menghirup udara yang menyebabkan paru-parunya berkembang. Tekanan dalam paru-paru berkurang/mengecil dan darah tersembur kedalam paru-paru. Engan dmikian duktus botalli tidak berfungsi lagi. Karena tekanan dalam atrium kiri meningkat, foramen ovale akan tertutp. Aa.umbilikales dan duktus arantii akan mengalami obliterasi karena tali pusat dipotong dan diikat. Bayi yang baru lahir, kebutuhan O2-nya hanya dari udara yang diisap ke paru-paru, dan kebutuhanmakanan dari makanan yang di makan.

  1. 9.    Sistem kardiovaskular

Mengingat semua kebutuhan janin disalurkan melalui vena umbilikal, maka sirkulasi menjadi . Tali pusat berisi satu vena dan 2 arteri. Vena ini menyalurkan oksigen makanan dari plasenta ke janin. Sebaliknya, kedua arteri menjadi pembuluh balik yang menyalurkan darah kearah plasenta untuk dibersihkan dari sisa metabolisme.

Perjalanan darah dari plasenta melalui vena umbilikal adalah sebagai berikut. Setelah melewati dinding abdomen, pembuluh vena umblikal mengarah keatas menju hati, membagi menjadi 2, yaitu sinus porta kanan- memasok darah ke hati- dan duktus venosus yang berdiameter lebih besar, akan bergabung dengan vena kava inferior masuk ke atrium kanan. Darah yang masuk ke jantung  kanan ini mempunyai kadar oksigen seperti arteri-maski bercampur sedikit dengan darah dari vena kava.

Darah ini akan akan langsung menyemprot melalui foramen ovale pada septum, masuk ke atrium kiri dan selajutnya melalui ventrikel kiri akan menuju aorta dan seluruh tubuh. Darah yang berisi banyak oksigen itu terutama akan memperdarahi organ vital jantung dan otak.

Adanya krista devidens sebagai pembatas pada vena kava memungkinkan sebagian besar darah  dari duktus venosus langsung akan mengalir ke arah ventrikel kanan.

Darah dari ventrikel kanan akan mengalir ke arah paru. Karena paru belum berkembang, sebagian besar darah dari jantung kanan melalui arteri pulmonalis akan dialiarkan ke aorta melalui suatu pembuluh duktus arteriosus. Darah itu akan bergabung ke aorta desending, bercampur dengan darah bersih yang akan dialirka ke seluruh tubuh.

Curah jantung pada trimester akhir, sebagaimana eksperimen pada domba, ditujukan ke plasenta 40%, karkas 35%, otak 5%, jantung 5%, gastro intestinal 5%, paru 4%, ginjal 2%, lain-lain 4%.

Darah balik akan melalui arteri hipogastrika, keluar melalui dinding abdomen sebagai arteri umbilikal.

 

 

Setelah bayi lahir, semua pembuluh umbilikal, duktus venosus, dan duktus arteriosus akan mengerut. Pada saat lahir akan terjadi perubahan sirkulasi, dimana terjadi pengembangan paru dan penyempitan tali pusat. Akibat peningkatan kadar oksigen pada sirkulasi paru dan vena pulmonalis, duktus arteriosus akan menutup dalam 3 hari dan total pada minggu ke-2.pada situasi di mana  kadar oksigen kurang yaitu pada gagal napas, duktus akan relatif membuka (paten).

Darah janin

Darah janin mengalami proses pembentukan yang unik bermula di produksi di yolksac, kemudian di hati dan akhirnya di sumsum tulang. Eritrosit janin  relatif besar dan berinti. Hemoglobin mengalami peningkatan dari 12 g/dl pada pertengan kehamilan menjadi 18 g/dl paqda aterm. Eritrosit janin berbeda dengan eritrosist orang dewasa secara struktur dan metabolik yaitu lebih lentur karena berada dalam viskositas tinggi, dan mempunyai banyak enzim. Eritropoesis janin dikendalikan oleh hormon eritropoetin janin. Terjadi peningkatan pada kondisi perdarahan, persalinan, dan anemia akibatisoimunisasi. Volume darah diperkirakan 78 ml/kg berat, sedangkan isi darah plasenta segera telah pemotongan tali pusat ialah 45 ml/kg.

Hemoglobin janin ialah suatu tetrameter yang terdiri atas 2 pasang masing-masing rantai  dan alfa. Gen alfa berasal dari kromosom 16 sedangkan gen  berasal dari kromosom 11. Eritropoesis yang terjadi di yolk sac mengahasilkan hemoglobin awal yaitu gower 1,2,dan portland; setah eritropoesis beralih ke hati dihasilkan hemoglobin F; dan setelah beralih ketulang akan dihasilkan  hemoglobin A sampai janin matur.

Ada perbedaan funsi hemoglobin A dan F. Pada tekanan oksigen dan pH tertentu HbF akan mengikat lebih banyak oksigen dibandingkan dengan HbA; hal ini disebabkan HbA mengikat 2,3 difosfogliserat (2,3 DPG) lebih kuat dibandingkan HbF sehingga afinitas HbA dengan oksigen lebih rendah. Karena kadar 2,3 DPG lebih rendah, afinitas oksigen janin menjadi lebih tinggi. Pada kehamilan aterm Hb lebih rendah dibandingkan  kehamilan awal, yaitu 3/4  masih berupa HbF. Namun setelah kelahiran sampai 6 bulan HbF sangat menurun, sementara HbA mendekati kadar pada orang dewasa. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh peran glukokortikoid.

Siklus menstruasi

Pada wanita hamil  yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat kandungannya, dan ini disebut haid. Ada yang menyebutkan mensis, menstruasi, datang bulan, kain kotor, atau period.

Pada siklus haid, mokusa rahim dipersiapkan secara teratur untuk menerima ovum yang dibuahi setelah terjadinya ovulasi, keadaan ini dikontrol oleh hormon-hormon yang dapat dideteksi dalam air kemih. Yang diperiksa adalah air kemih 24 jam dan diukur kadar estriol dan pregnandiolnya.

Satu siklus haid dibagi atas beberapa fase (stadia):

(1) stadium menstruasi (deskuamasi) : 3-7 hari

(2) stadiumproliferasi                      : 7-9 hari

(3) stadium sekresi                                       : 11 hari

(4) stadium premenstruasi                : 3 hari

Hormon –hormon siklus haid

1. FSH (follicle stimulating hormone) dikeluarkan oleh hipofise lobus depan

2. Estrogen dihasilkan oleh varium

3. LH (luteinizing hormone) dihasilkan oleh hipofise

4. Progesteron dikeluarkan oleh indung telur.

 

Setelah selesai haid, oleh pengaruh hormon FSH dan Estrogen selaput ledir rahim (endometrium) menjadi semakin tebal. Bila terjadi ovulasi, berkat pengaruh progesteron selaput ini mnjadi lebih tebal lagi, dan kelenjar endometrium tumbuh berkeluk-keluk. Bersama dengan itu, endometrium menjadi lebih lembek seperti karet busa dan melakukan persiapan-persiapan supaya sel telur yang telah dibuahi dapat bersarang. Bila tidak ada sel telur yang bersarang, endometrium ini terkelupas dan terjadi perdarahan yang disebut haid.

Siklus (daur) haid yang klasik adalah 28 ±2 hari, sedangkan pola haid dan lamanya perdarahan haid bergantung pada tipe wanita, da biasanya 3-8 hari.

 

 

 

Ovulasi (pengeluaran sel telur)

Kapan terjadinya ovulasi atau keluarnya sel telur dari indung telur perlu kita ketahui untuk menentukan masa/ hari subur seorang wanita, karena kehamilan hanya mungkin terjadi bila sanggama (koitus) dilakukan pada sekitar saat ovulasi. Biasanya ovulasi terjadi kira-kira 14 hari sebelum haid yang akan datang. Dengankata lain di antara dua haid yang berurutan, indung telur akan mengeluarkan ovum, setiap kali satu dari ovarium kanan dan lain ali dari ovarium kiri.

 

Cara menetukan adanya ovulasi:

1. Biopsi endometrium

2. Suhu basal badan

3. Sitologi vaginal

4. Getah serviks

5. pH getah vagina

6. Endoskopi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

  1. Adjie Seno. 2004 . efektifitas asuhan antenatal. Jakarta. Buletin perinasia
  2. 2.       Asrinah,dkk,2010.ASUHAN KEBIDANAN MASA KEHAMILAN.Yogjakarta:Graha Ilmu
  3. Hani Ummi,dkk.2010.Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta:salemba Medika
  4. Kusmiyati Yuni, DKK. 2008. Perawatan ibu hamil ( asuhan ibu hamil ). Yogyakarta. Fitramaya.
  5. Mohtar,Rustam.1998. Sinopsis Obstetri.jakarta:Buku Kedokteran EGC
  6. Prawirohardjo,sarwono.2008. Ilmu Kebidanan.jakarta: P.T BINA PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO
  7. Sastrawinata, Sulaiman.1983.Obstetri Fisiologi.Bandungs

 

A.    PENYAK…

Ke samping

  1. A.    PENYAKIT TRAKTUS DIGESTIVUS, HEPAR & PANKREAS

Traktus digestif (saluran cerna) :

Mulut- esofagus-lambung-usus halus-usus besar-anus

Hepar : – Bukan karena komplikasi kehamilan

–      Komplikasi kehamilanPankreas ~ jarang

Pengaruh Kehamilan Pada Sistem Pencernaan

a. Terjadi perubahan hormonal, anatomis dan fisiologis pada kehamilan.  b. Penurunan  motilitas saluran cerna

–       Tonus otot berkurang

–       Perubahan letak & penekanan oleh rahim

c. Menimbulkan gejala : mual, muntah, nafsu maka menurun, ketidaksukaan terhadap makanan & bau-bauan tertentu.

d. Membahayakan bila terus berlanjut

e. Penyakit pada mulut :

 – Ptialismus (hipersalivasi) ~ penerangan pada ibu hamil

–   Gingivitis & epulis ~ kebersihan mulut

–    Karies dentis ~ kebersihan gigi & kebutuhan kalsium yangcukup

f. Penyakit pada Esofagus :

 –   Esofagitis

–       Pirosis (nyeri dada/heart burn) 

–       Varises esofagus

g. Penyakit pada lambung :

-.   Hernia hiatus diafragmatika

–       Ulkus peptikum

–       Gastritis

KELAINAN HEPAR

1. Bukan komplikasi kehamilan :

–       Hepatitis infeksiosa : virus hepatitis.

–       Hepatitis obat : tetrasiklin*, fenotiazin, INH, asetaminofen,klorpromazin.

–       Ruptura hepatis ~ sering didahului preeklampsia / eklampsia & memiliki angka kematian yang tinggi. Gejala: nyeri epigastrium, akut abdomen, syok. Dapatdiselamatkan bila penanganan cepat.

–       Sirosis hepatis : tidak dipengaruhi kehamilan,mempengaruhi kehamilan. Bila berat dianjurkan untuk tidak hamil.

–       Kolelitiasis (batu empedu) & kolesistitis (radang saluranempedu). Gejala : mual, muntah, nyeri perut kanan atas,demam, menggigil. Pengobatan : istirahat, diet, antibiotika.

2. Akibat komplikasi kehamilan :

–       Sekunder akibat penyakit pada kehamilan : preeklampsia,solusio plasenta, inkompatibilitas rhesus, dll.

–       Ikterus rekurrenns gravidarum ~ idiopatik, biasanyaringan. Gejala : anoreksia, mual, muntah, ikterus, pruritus,nyeri epigastrium, diare. Gejala hilang pada masa nifas.Pengobatan : simptomatik.

–       Atrofi kuning akut pada heparHepatitis virus & keracunan obatAkibat komplikasi obstetri : timbul pada bulanterakhir kehamilan, muntah hebat, nyeri epigastrium,ikterus progresif, koma- kematian. Pengobatansimptomatik & lahirkan janin segera.

KELAINAN PANKREAS

1. Pankreatitis jarang dijumpai pada wanita hamil

2. Faktor predisposisi :

–  Adanya penyakit saluran empedu

–  Peminum alkohol

–  Obat-obat diuretik : thiazide, antibiotika : tetrasiklin

PENYAKIT GINJAL & KEHAMILAN

1. Berdasarkan penyebab :

 –  Kelainan bawaan : ginjal polikistik – sebaiknya tidak hamil

–       Kelainan didapat : Infeksi- Batu saluran kemih

2. Berdasarkan Gejala :

–   Gagal ginjal akut

–   Gagal ginjal kronik 

– SLE

– Nefropati Diabetik 

PERUBAHAN ANATOMI GINJAL PADA KEHAMILAN

1. Penambahan massa ginjal

2. Ukuran ginjal bertambah panjang

3. Perubahan pelvis renal :

–       Dilatasi

–       60% hidronefrosis

–       90% hidronefrosis kanan

–       Disebabkan atonia otot polos dan obstruksi mekanik olehuterus

–       Dapat bertahan 6 minggu post partum

KELAINAN GINJAL & SALURAN KEMIH

1. Infeksi :

–       Bakteriuria simptomatik & asimptomatik 

–       TB ginjal ~ jarang

–       Sistitis : peradangan kandung kemih. Kuman tersering : E.Coli. Gejala : disuria, nyeri bagian atas simfisis, kencingterasa panas. Pengobatan : ampisilin, eritromisin.

–       Pielonefritis : akut & kronik 

–       Glomerulonefritis : akut & kronik 

2. Sindroma nefrotik : kumpulan gejala edema, proteinuria (>5g/hr) hipoalbuminemi, hiperkolesterolemi.

3. Batu ginjal & saluran kemih : faktor predisposisi infeksi.

GAGAL GINJAL AKUT

Definisi

–        Produksi urin < 400 ml/24 jam

–       Atau < 20 ml/jam

Etiologi

Defisit aliran darah ke korteks ginjal

–   Preeklampsia 60%

–   HAP masif 30%

–   indrom nefrotik, HT maligna, hemolityc uremicsyndrom 5%

–   Sebab lain obstruksi oleh uterus yg overdistensi,nefritis lupus

Patofisiologi

Preeklampsia

–   Volume intravaskular

–   Spasme arteriol afferen

–   Sumbatan kapiler-kapiler  glomerular oleh deposit fibrinsubendotel

Solusio & plasenta previa

–   Vol intravaskular

–   Vasospasme

–   DIC akut dgn mikrotrombus pd solusio plasenta

GAGAL GINJAL KRONIK

1. Wanita dengan gagal ginjal kronik derajat ringan-sedangdiperbolehkan hamil

2. Kadar kreatinin sebelum hamil < 1,4 mg/100 ml

3. Kadar klirens kreatinin < 35-40 ml/menit dan kadar kreatinin>2-2,5 mg/dL tidak dianjurkan hamil

4. Peningkatan insidens BLR (24%), preterm (20%), IUFD (9%)

5. Tipe Kelainan Ginjal :

–  Poliartritis nodosa dan scleroderma-tidak dianjurkanhamil

–  Sindrom nefrotik dgn albuminuria, edema,hipoalbuminemia dan hiperlipidemia

  1. PENYAKIT HATI DAN SEBAGAI KOMPLIKASI DALAM KEHAMILAN
  2. 1.    Hepatitis Iinfeksiosa

Penyebab hepatitis infeksiosa adalah 2 jenis firus yang menyerang baik para remaja maupun orang dewasa, baik oleh virus A dan virus B hepatitis. Didaerah tropis, wanita hamil lebih sering menderita hepatitis dibandingkan dengan negara-negara Eropa dan Amerika. Jenis penyakit lebih parah, mengakibatkan sel-sel hati yang luas. Nekrosis menyebabkan morbiditas dan martalitas ibu dan janin yang tinggi.

Gambaran klinik berupa anoreksia, demam, mual, muntah, nyeri ulu hati, ikterus, dan pembesaran hati. Pemeriksaan laboraturium menggunakan urin, darah, dan fungsi hati akan menguatkan diagnosis.

  1. Pengaruh dalam kehamilan;
  • Terjadi abortus, partus prematurus, dan kematian janin dalam kandungan.
  • Apakah virus ibu masuk kedalam tubuh janin belum dapat dipastikan.
  1. Pengaruh dalam persalin dan nivas:
  • Pengertian kehamilan tidak mengubah jalannya penyakit baik dengan jalan abortus buatan, maupun dengan induksi persalinan.
  • Bila tidak ada indikasi penyelesaian persalinan, kelahira pervaginam diawasi dengan baik.
  • Kala II boleh diperpendak dengan ekstraksi vakum atau forceps bila janin hidup embriotomi bila mati.
  • Bahaya yang paling mengancam ibu adalah pada saat pasca persalinan, karna sering terjadi perdarahan yang hebat yang sulit di kontrol atau hipofbrinogenemia.
  1. Penangana:
  • Pengobatan hepatitis dalam kehamilan sama dengan keadaan tidak hamil; dalam hal ini kita harus berkerja sama  dengan ahli patologi klinik dan penyakit dalam
  • Pendrita harus dirawat, istirahat, dan diet hepatitis.
  • Diberikan infus cairan (deksrtosa dan glukosa) dan elektrolit yang cukup.
  • Obat-obat: antibiotika, kortikosteroid, dan obat proteksi hati.
  1. 2.      Sirosis Hepatitis

Wanita dengan sirosis hepatitis dapat menjadi hamil, bila pngsi hati masih baik dan proses hirosis tidak luas. Penyakit ini dapat memberikan pengaruh tidak baik terhadap kehamilan, sebaliknya kehamilan tidak banyak pengaruhnya terhadap sirosis hepatitis.

  1. Pada kasus berat dengan varises esofhagus dan hamil, sebaiknya kehamilan di hentikan (abortus buatan)
  2. Pada penyakit ringan kehamilan, persalinan, dan nifas dengan pengawasan yang baik dan teratur biasanya akan berjalan seperti biasa. Bahaya yang akan mungkin mengancam adalah perdarahan pasca persalina
  3. 3.      Penyakit Hati Karena Obat

Penyakit hati karena obat biasanya karena peberian obat-obatan atau toksin dengan dosis tinggi dan salah yang dapat mengganggu fungsi hati. Diantaranya renotiazin, tertasiklin klorpromazin, kloroform fosfor, dan hemolisin. Penanganannya dilakukan dengan segera menghentikan obat.

  1. 4.      Rupture Hepatitis

     Rupture hepatitis biasanya karena trauma (kecelakaan) atau spontan. Angka kematian tinggi (75%) karena terjadinya perdarahan yang hebat. Kalau segera diketahui, penanganannya oferatif oleh ahli bedah.

  1. 5.      Kolelitiasis dan Kolesistisis

     Kolelitiasis dan kolesistisis dijumpai 2-3 kali lebih sering pada wanita dibandingkan pada peria. Kehamilan dianggap sebagai factor predisposisi. Kombinasi antara lambatnya pengosongan kandung empedu dan adanya hiperkholesterolemia dalam kehamilan memudahkan terbentuiknya batu. Gejalanya berupa kolik, demam, ikterus, feses pucat, dan urobilinogen dala urin negatif. Pengaruh terhadap kehamilan tidak banyak. Bila kolik dan demam hebat, penanganannya adalah operatif.

  1. C.    PENYAKIT HATI OLEH KOMPLIKASI KEHAMILAN
  2. 1.      Hipermisis Gravidarum

     Dengan mual, muntah, dan anoreksia (nafsu makan kurang) dapat terjadi kekurangan cairan dan zat makan, sehingga terjadi kelainan, pada hati disertai ikterus, karena adanya nekrosis pusat lobus hepar. Kadar billirubin meningkat sampai 2,0-5,5mg%.

2.      Pre-eklamsia dan eklamsia

     Pada pre-eklamsia dan eklamsia terjadi spasme arteriol menyeluruh termasuk dihati, sehingga beberapa bagian hati menjadi nekrosis yang kadang-kadang menjalar sampai ketengah lobulus hati. Menurut perkiraan, secara histologig, hampir setengah (50%) penderita eklamsia terjadi kelainan pada hati.

  1. 3.      Ikreus Rekuren Gravidarum

Ikterus rekuren gravidarum disebut juga ikterus idiopatik gravidartum atau hepatosis obstetric, adalah timbulnya ikterus yang tidak diketahui penyebabnya disertai rasa gatal dibatab pada setiap kehamilan. Kelainan yang dijumpai adalah kolestasis intrahepatik dengan pewrnaan empedu ditengah lobus hati. Sel-sel hati tidak mengalami kerusakan. Pengobatan secara simtomatis dan pemberian vitamin K.

  1. Atrofi Kuning Hati Akut

Penyebab atropi kuning hati akut (acute yellow liver atrophy) dibagi

  • Disebabkan hepatitis virus/keracunan obat
  • Semata-mata akibat obstetricgf

     Atropi kuning akut obstetric pada bulan-bulan terakhir kehamilan atau persalinan, namun hal ini jarang dijumpai. Gejalanya muntah hebat, sakit epigastrium, ikterus progresif, koma, dan bisa fatal. Penyebabnya belum diketahui, kemungkinan disebabkan adanya “toksin” oleh janin atau plasenta atau oleh zat-zat dari luar. Bila hal ini dijumpai, biasanya tidak banyak yang dapat dikerjakan untuk menolong janin dan ibu. Apabila jann masih hidup dapat dipertimbangkan induksi persalinan.

     D.    PENYAKIT GINJAL DAN SALURAN KENCING

      1.    Bakteriuria Dalam Kehamilan

Air kencing normal yang diambil dari aliran tengah (midstream), bersih dan segar akan mengandung kurang dari 10000 bakteri per cc. bakteriuria dibagi atas 2 jenis:

  1. Bakteriuria tanpa gejala: yaitu keadaan dimana bakteri berkembang biak dalam saluran kencing, namun tanpa gejala-gejala infeksi. Jumlah bakteri kurang dari 100.000 per cc.
  2. Bakteriuria dengan gejala: yaitu bakteri berkembang biak aktif dalam saluran kencing dan disertai gejala-gejala infeksi: demam, sakit dan nyeri kencing.

Jumlah bakteri di atas 100.000 per cc.

Frekuensi

  • Amerika Serikat 2-10%, terutama pada wanita kulit hitam.
  • Di beberapa Rumah Sakit pendidikan di Indonesia berkisar antara 15-25%.

Bakteriuria dan Kehamilan

  1. Dalam kehamilan bakteriuria kira-kira 25-40% akan menyebabkan Pielonefritis Akut.
  2. Dalam beberapa kejadian bakteriuria dapat menyebabkan abortus, partus prematurus, kematian janin dalam kandungan.

Penanganan

  1. Hati-hati melakukan kateterisasi, karena bukan saja menyebabkan infeksi akan meluas, tetapi juga akan menambah masuknya kuman-kuman baru.
  2. Pengobatan: kemasan Sulfonamid: negram, baktrim, furadantin, Septrin dan lain-lain.
  3. 2.      Sistitis

Sistitis adalah peradangan kandung kemih (vesika Urinaria) disebabkan oleh bakteri atau kuman-kuman lain. Paling sering oleh E.coli atau kuman lain sewaktu memasukkan kateter yang kurang suci hama. Gejala: disuria, Polakisuria dan sebentar-sebentar mau kencing. Pada pemeriksaan urin ditemui proteinuria, leukosit dan eritrosit. Pada perabaan di atas simfisis terasa nyeri. Bila luka-luka pada kandung kemih bisa disrtai hematuria. Pengaruh terhadap kehamilan serupa dengan bakteriuria.

Pengobatan: sama seperti bakteriuria ditambah bikarbonas natrikus untuk menetralisir kencing menjadi basa.

  1. 3.      Pielonefritis Akut

Frekuensi:

  • Di jumpai pada 2% dari seluruh kehamilan dan nifas. Banyak dijumpai pada kehamilan triwulan ke III.
  • 3% wanita dengan urin steril dan 30% wanita dengan bakteriuria menimbulkan pielitis dalam kehamilan.

Penyebab:

  • Escherichis coli
  • Stafilokokus aureus
  • Basilus proteus dan Pseudomonas auroginosa.
  • Cara penjalaran bisa melalui:
    • Dari kandungan kemih naik ke atas (asendens)
    • Pembuluh darah dan pembuluh limpa.

Gejala:

Demam tinggi, menggigil, sakit pinggang hebat, mual, muntah, nafsu makan kurang, oliguria dan anuria.

Periksa urin dijumpai leukosit yang banyak bergumpal

  1. Pengaruh penyakit terhadap kehamilan:
  • Bisa berpengaruh terhadap hasil konsepsi seperti abortus, partus prematurus dan kematian janin.
  • Bila cepat diobati kehamilan berjalan sampai cukup bulan dan persalinan akan normal.pengakhiran kehamilan biasnya tidak perlu, kecuali penyakit tidak memmpunyai respon terhadap terapi.
  1. Pengaruh kehamilan terhadap penyakit :
  • Pielitis dan sistitis lebih mudah terjadi dalam kehamilan. Penyakit yang telah ada menjadi lebih berat karena kehamilan.

Penanganan :

1)   Sebaiknya hati-hati pemakaian kateter biasa dan kateter menetap, kalau dapat dihindari.

2)   Kalau harus dipakai, berikan obat antibacterial.

3)   Wanita harus istirahat berbaring miring ke sisi yang tidak sakit.

4)   Sebelum memberikan obat lakukan uji kepekaan obat barulah di berikan obat anti bacterial yang tepat, biasanya selama 10-12 hari.

5)   Awasi penderita untuk kemumgkinan adanya residif.

  1. 4.      Pielonefritis Kronika

Penyakit ini menahun mungkin sebelumnya telah menederita sistitis atau fielonefritis akut. Gejala utama adalah hipertensi dan adanya proteinuria yang tidak menetap. Bila tidak di obati lama kelamaan akan menimbulkan insufisiensi ginjal. Pengaruh terhadap kehamilan dan sebaliknya hamper sama dengan fielitifritis akut. Pengobatan agak sukar karena sudah kronis. Wanita dengan pielonefritis kronika apalagi disertai insufisiensi ginjal yang luas, di anjurkan untuk tidak hamil. Dapat memilih tubektomi bila anak sudah ada, atau memakai kontrasepsi efektif lainnya.

  1. 5.      Glomerulonefritis Akut

Walaupun jarang dijumpai namun penyakit ini dapat saja timbul selama kehamilan. Kuman penyebabnya adalah :

Streptokokus beta-hemolitikus A.

Sebagai predisposisi : tonsislitis, karies dan infeksi gigi dan infeksi stretopkokus ditempat lain.

Gejala klinik

Trias hematuria, edema, dan hipertensi.

Sindroma

        Oliguria, anuria, sakit kepala, kelainan fisus kejang- kejang, dan koma. Dalam kehamilan sulit membedakan dengan eklamsi murni dapat pula disertai edema paru dan uremia. Pengaruh terhadap kehamilan adalah terjadinya abortus, partus prematurus dan kematian janin.

Pengobatan

   Istirahat berbaring, diet rendah garam, antihipertensif, keseimbangan cairan dan elektrolit dan antibiotika: penisilin dan kemasa sejenisnya.

  1. 6.      Glomerulonefritis Kronika

Penyakit ini adalah menahun, karena itu wanita sebelum hamil telah menderitanya. Pada periksa hamil muda pertama kali telah dijumpai pada urine : proteiuniria sedimen mengandung banyak leukosit. Pada pemeriksaan dijumpai pula hipertensi. Bila disertai edema keadaan ini disebut pre-eklamsi tidak murni ( superimposed pre- eklamsia). Bila penyakit telah lama dan pengobatan tidak adekuat akhirnya fungsi ginjal bertambah buruk dan pada tingkat paling akhir terjadi ginjal kisut.

Penampilan penyakit ini ada 4 macam :

  1. Proteinuria menetap, tanpa kelainan sedimen
  2. Sindoma nefrotik : hipertensi, edema, hematuria
  3. Glomerulonefritis akut
  4. Insufiensi ginjal atau gagal ginjal

Pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan :

1)   Terhadap kehamilan dapat terjadi abortus, partus prematurus dan kematian janin

2)   Dalam persalinan, seperti menghadapi pre-eklamsi. Kala II diperpendek dengan bantuan ekstraksi vakum atau forceps bila anak hidup dan embriotomi bila mati.

  1. 7.      Sindroma Nefrotik (Nefrosis)

Adalah kumpulan gejala-gejala- proteinuria (diatas 5 gram per hari), edema hipoalbuminurinemia, hiperkolesterolemia. Keadaan ini dapat dijumpai kehamilan.

Penyebabnya bermaca-macam :

  1. Penyakit-penyaki : glomerulonefritis kronika, diabetes militus, lupus eritematousus, amiloidosis, sifilis, dan thrombosis vena renal.
  2. Keracunan : oleh logam, obat dan racun lainnya.

Pengobatan

1)   Cari penyebabnya dan obati sesuai dengan penyabab.

2)   Beriakan diit tinggi protein.

3)   Antibiotika untuk mencegah infeksi.

4)   Berikan hefarin untuk mencegah terjadinya trombo-embolisme, terutama dalam nifas.

5)   Kortikosteroid dosis tinggi.

Pengaruh terhadap kehamilan bergantung pada factor penyebab dan berat ringannya penyakit.

  1. 8.      Gagalginjal Akut (Acute Renal Failure)

Ada 2 jenis :

a)   Nekrosis tubuler akut

b)   Nerkrosis kortikeal

Keadaan dan penyakit yang dapat menyebabkan adalah :

1)   Abortus septic terutama disebabkan Clostredium welchii toksemi hamil, solusio plasenta, sepsis peurperalis,

2)   Hemolisis karena kesalahan tranfusi darah

3)   Setiap syojk yang hebat irrevisibel.

Gambaran klinik

Oliguria-anuria,azotemia, dan uremia.

Penanganan

Konsultasi dengan ahli nefrologi atau ahli penyakit dalam adalah tindakkan yang bijaksana.

Pencegahan dalam kebidanan:

a)    Penyebab dari sudut kebidanan ditangani dengan sebaik-baiknya, kalau perlu di hindarkan.

b)   Perdarahan dan syok segera ditanggulangi :

c)    Pemberian tranfusi darah legeartis.

  1. 9.      Nefrolitiasis (Batu Ginjal)

Batu saluran kencing dapat di jumpai mulaim dari ginjal, ureter, dan kandungan kecing. Gangguan yang utama adalah kolik, hematuria. Kalau batu cukup besar dan opersi perlu dikerjakan : biasanya tidak begitu memmpengaruhi kehamilan. Yang penting adalah kerjasama multidisiplin

  1. 10.  Tuberkulosis Ginjal

Apabila tidak di obati adekua, kehamilan dapat memperburuk tbc-ginjal. Pengobatan dalam kehamilan sama saja dengan terapi di luar kehamilan.

  1. 11.  Penyakit Peenyakit Lain Yang Jarang Di Jumpai
  • Ginjal foliksitik (kelainan bawaan)
  • Ginjal tunggal
  • Jkehamilan setelah transplatasi, yang masih belum di lakukan di Indonesia                                                                                                                E.     PENYAKIT GINJAL dalam KEHAMILAN                                                                                                              1.      Penyakit Endokrin (Diabetes Militus)

Penyakit  gula dapat menyebabkan kelainan herediter dengan ciri insufiensi atau absenya insukin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi, dan berkurangnya glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan. Penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan.metabolik dan hormonai pada penden yang juga dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya, diabetes akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan. Frekuensi penyakit ini 0,3-0,7 %

Kemungkinan diabetes dalam kehamilan lebih besar bila:

  1. Umur sudah mulai tua
  2. Multiparitas
  3. Gemuk (obesitas)
  4. Ada anggota keluarga sakit diabetes (herediter)
  5. Anak lahir dengan berat badan besar ( diatas 4 kg)
  6. Ada sejarah lahir mati dan anak besar
  7. Sering abortus
  8. Glukosurya

Klasifikasi dibuat menurut umur, waktu penyakit timbul, lamanya sakit, berat penyakit, dan komplikasi :

  • Kelas A : diabetes laten ( subklinis/ diabetes hamil). Uji toleransi gula tidak normal. Pengobatan tidak memerlukan insulin, cukup dengan diet saja. Prognosis untuk ibu dan janin baik.
  • Kelas B : diabetes dewasa diketahui setelah usia 19 tahun; berlangsung kurang dari 10 tahun; tidak disertai  kelainan pembuluh darah
  • Kelas C : timbul pada umur 10- 19 tahun, menderita selama 10-19 tahun; tanpa kelainan pembuluh darah
  • Kelas D : diderita sejak umur 10 tahun; lama 20 tahun; disertai kelainan pembuluh darah seperti arteriosklerosis pada retina, tungkai, dan renitis.
  • Kelas E : telah terjadi klasifikasi pembuluh darah.
  • Kelas F : diabetes dengan nefropasia termasuk adanya glomerulonefritis dan pielonefritis. Diabetes anak remaja ( juvenilis) merupakan diabetes yang diderita sejak anak-anak atau remaja. Karena sedikit atau tidak ada insulin endogen, cendrung timbul keto-asidosis.

Pada prediabetik dijumpai kelainan anatomik dan metabolik, namun tanpa gejala yang jelas. Prediabetik dapat menjadi diabetes bila timbul tekanan (stres) seperti adanya kehamilan, infeksi, obesitas, emosi,dll.

a)        Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas pada diabetes adalah:

  • Kehamilan dapat menyebabkan status prediabetik menjadi manifes (diabetik)
  • Diabetes akan menjadi lebih berat oleh kehamilan;
  • Pada persalinan yang memerlukan tenaga ibu dan kerja rahim akan memerlukan glokasa banyak, maka bisa terjadi hipoglikemia atau koma.
  • Dalam masa laktasi keperluaan akan insulin akan bertambah.

b)        Pengaruh diabetes terhadap kehamilan:

  • Abortus dan partus prematurus
  • Hidromnion
  • Pre-eklamsia
  • Keselahan letak janin
  • Insufisiensi plasenta

c)        Pengaruh diabetes terghadap persalinan:

  • Inersia uteri dan atonia uteri
  • Distosia karena janin ( anak besar, bahu lebar)
  • Kelahiran mati
  • Persalinan lebih sering ditolong secar operatif
  • Angka kejadian perdarahan dan infeksi tinggi
  • Mordibitas dan mortalitas ibu tinggi

d)       Pengaruh diabetes terhadap  nifas:

Perdarahan dan infeksi puerperal lebih tinggi

luka-luka jalan lahir lambat pulih/sembuh.

e)         Pengaruh diabetes terhadap janin atau bayi:

  • sering terjadi abortus
  • kematian janin dalam kandungan setelah 36 minggu
  • dapat terjadi cacat bawaan
  • dismaturitas
  • janin besar(bayi kingkong/makrosomia)
  • kematian leonatal tinggi
  • kemudian hari dapat terjadi kelainan neurologik dan psikologik diagnosis dapat dengan mudah ditegakkan:
  • anamnesis : riwayat persalinan yang lalu: abortus, partus prematurus, kematian janin, dan anak besar. Riwayat keluarga ( herediter)

keluahan sekarang : tias poliuri, polidipsi, polifagi, dan pernah berobat sakit gulaq pada dokter.

  • Pemeriksaan :

–       Pemeriksaan urin

–       Pemeriksaan kadar gula darah puasa dan post-prandiol

–       Glokosa toleran tes(GTT)

–       Nilai K

Penanganan :

   (1)   Pengobatan medik adalah sangat bijaksana  dan bekerja sama dengan ahli penyakit    dalam.

–       Diabetes  diet

–       Pemberian insulin

(2)    penanganan obstetrik:

  • Penanganan berdasarkan atas pertimbangan : beratnya penyakit, lama penderitaan, umur, paritas, riwayat persalinan terdahulu, dan ada atau tidak komplikasi.

–       Penyakit tidak berat dan pengobatan/ diet dapat mengontrol penyakit dengan baik; diharapkan persalinan biasa.

–       Bila diabetes agak berat dan memerlukan insulin; induksi persalinan lebih dini: kehamilan minggu ke 36-38.

–       Diabetes agak berat; riwayat kematian janin dalam kandungan; bebeapa institut melakakukan seksio sesarea dalam minggu ke-37 kehamilan.

–       Diabetes beerat dengan komplikasi (pre-eklamsi, hidramnion, dan sebagainya), riwayat persalinan yang lalu buruk: induksi persalinan atau seksio sesarea lebih dini.

–       Dalam pengawasan persalinan, moniter janin dengan baik ( denyut jantung janin, elektro-toko-kardio-gram, dan ultrasonografi)

–       Untuk menghentikan kesuburan, tubektomi sangat dianjurkan untuk dilakukan dengan ketentuan bila sudah ada anak serta pada setiap kehamilan dan persalinan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi.

Prognosis ;

1)   Bila penyakit ditangani oleh dokter ahli penyakit dalam serta kehamilan dan persalinan diawasi dan ditolong oleh ahli kebidanan umumnya prognosis baik.

2)   Diabetes berat dan diderita lama apalagi ada komlikasi prognosis buruk.

3)   Prognosis bagi bayi jelek ; faktor-faktor yang meninggikan modibitas dan mortalitas bayi adalah :

  • Berat dan lamanya sakit dan adanya asetonuri
  • Insufisiensi plasenta
  • Komplikasi dan distosia persalinan
  • Sindrom gawat napas(respiratory stress syndrome)
  • Prematuritas dan cacat bawaan
  • Angka kematian perinatal kira-kira 10-15%
  1. 2.      Penyakit kelenjar tiroid

Telah kita ketahui bahwa terdapat kehamilan dimana kelenjar tiroid mengalami hiperfungsi yang ditandai dengan naiknya metabolisme basalsampai 15-25% dan kadang kala disertai pembesaran ringan. Keadaan ini adalah dalam batas-batas normal ada dua jenis:

1)   Morbus basodowi (hipertirodismus)

Gejala-gejala : eksoftalmus, tremor, hiperkinesis, takikardia, kenaikan BMR sampai 25 %, dan kadar tiroksin dalam darah. Kelenjar tiroid member.

  • Pengaruh kehamilan trhadap penyakit:

Kehamilan dapat membuat struma tambah besar dan keluhan penderita bertambah berat.

  • Pengaruh penyakit terhadap kehamilan dan persalinan:

–       Kehamilan sering berakhir: abortus( abortus habitualis).

–       Partus prematurus  kala II hendaknya diperpendek dengan ekstraksi vakum atau forsipal, karena bahaya kemungkinan timbulnya dekompensasi kordis.

Terapi dilakukan dengan memberikan obat-obatan profiltiourasil dan metimazol dosis rendah. Bila ingin melakukan operasi tiroidektomi, lakukanlah pada trimester II. Bila wanita telah mempunyai beberapa anak dianjurkan memakai kontrasepsi atau melakukan tubektomi.

2)   Miksedema (hipotiroiddismus)

Karena adanya perdarahan haid anovulatoar (ovulasi tidak ada), maka wanita ini jarang menjadi hamil (mandul). Namun, wanita cebol ini dapat pula menjadi hamil.

Gejala-gejala:

Cebol (kretinismus), edema kulit lembut, kulit kering, lekas letih, lidah besar, dan suara serak. Kadar tiroksin darah rendah.

Pengaruh pada kehamilan dan persalinan:

  • Abortus habitualis
  • Cacat bawaan dan kretinismus janin
  • Kehamilan dapat berlanjut sampai aterm, namun karena ibu cebol, persalinan dapat macet dan diakhiri dengan seksio sesarea.

Terapi dilakukan dengan pemberian tiranon.

  1. 3.      Penyakit Endokrin Lainnya

Penyakit-penyakit endokrin lainnya yang tidak banyak berpengaruh terhadap kehamilan, dan jarang pula dijumpai:

1)   Kelenjar paratiroid (anak gondok)

  • Hiperparatiroidismus (hiperfungsi)
  • Hipoparatiroidismus (hipofungsi)

2)   Kelenjar Suprarenal (anak ginjal)

  • Hiperfungsi Adrenal (sindrom Cushing)
  • Hipofungsi Adrenal (morbus Addison)

3)   Hipofisis

  • Diaetes insipidus (poliuri dan polidipsi)
  • Sindrom Chiari-Frommel
  • Nekrosis Hipofisi